Selasa, 29 Desember 2009

Barber Shop experiece

Pasti semua orang pernah potong rambut donk?

Mau itu di salon terkenal dengan hair stylish khusus, sampe di bawah pohon di pinggir jalan.

Saya yakin tiap-tiap orang mempunyai opini yang berbeda dengan profesi tukang potong rambut.

Nah berikut opini pribadi saya tentang profesi mereka,

"Tukang potong rambut bekerja seperti pemerintah"

Kita datang padanya, dengan sejuta harapan.

Harapan mereka bisa memperbaiki atau menata ulang rambut kita yang sudah semerawut acak-acaknya.

Harapan mereka bisa memperbaiki tampilan rambut kita.

Berdasarkan pengalaman yang mereka miliki dan kemampuan bekerja mereka selama ini, akhirnya kitapun memilih siapa tukang potong rambut yang terbaik untuk kita.

Tapi apa yang mereka lakukan dengan kepercayaan yang kita berikan kepadanya?

Saat gunting tanda kekuasaan pemangkasan rambut ada ditangannya, mereka memotong dengan membabi buta. Sepertinya si tukang potong rambut ini memliki kepuasan sendiri saat memiliki kewenangan tersebut, kewenangan menentukan nasib dari si pemilik rambut.

Beberapa yang peduli dengan penampilan rambutnya memprotes kinerja si tukang potong rambut. "Sepertinya kalo begitu jadinya kependekan de!", "Hati-hati jangan sampai guntingnya melukai saya", "Saya mau hasilnya seperti ini, bukan seperti itu". Bawel sekali. Kebanyak tukang potong rambut tidak suka dengan pelanggan seperti ini. Karena apabila hasilnya benar-benar tidak sesuai selera dengan si pelanggan, pelanggan macam ini pasti akan sangat bawel sekali, semua orang didalam salon bisa kehilangan kepercayaan dengan kredibilitas si tukang cukur, pencemaran nama baiklah istilah keren yang sekarang.

Ada lagi pelanggan yang memilih untuk diam saja. Pasrah dengan kesewenang-wenangan yang terjadi pada rambutnya. Mereka memilih amanya saja, memperkarai seperti pelanggan yang pertama hanya akan membebani hidup mereka. Tipe pelanggan seperti ini biasanya tidak terlalu peduli dengan penampilan rambutnya, cenderung cuek dan individualis. Berdebat hanyalah kegiatan orang pengangguran, pikir pelanggan ini. Tapi biasanya mereka menilai dalam diamnya. "Besok, besok kalo potong rambut jangan sama dia ah!". Dan rata-rata pelanggan semacam ini seusai potong rambut, penampilannya akan menyesuaikan dengan model rambut. Berusaha untuk tetap terlihat baik walaupun tukang potong rambut sudah menginjak-nginjak rasa kepercayaannya. Tipe seperti inilah yang paling banyak menjadi penggan salon.

Tipe yang terakhir adalah tipe yang entah karena memang hasil tatanan dari si tukang potong rambut itu cocok dengan model rambutnya atau ada niat lain di tiap katanya. Tipe inilah yang menjadi Fans no.1 si tukang potong rambut. Hubungan kekerabatan si tukang potong rambut dengan si pelanggan macam ini pun biasanya sangat erat.


heheh, kira-kira begitulah pendapat dan pandangan saya mengenai tukang potong rambut.

Saya menulis ini berdasarkan pengalaman pribadi saya sendiri.

Satu minggu yang lalu saya baru saja memotong rambut saya, namun menurut saya hasilnya kependekan.

Selama si tukang potong rambut memangkas rambut saya, saya selalu wanti-wanti untuk tidak memotong rambut saya terlalu pendek.

Tapi, yasudahlah, mau diapain lagi juga, saya bukan tipe orang yang terlalu banyak menuntut.

(Selesai di potong saja saya masih memeberikan tip ke tukang potong rambut sebesar Rp5000)

Tapi setelah dilihat lama-lama yah! gak jelek2 amat hasil nya.

hehehe


Tidak ada komentar:

Posting Komentar