Senin, 12 Juli 2010

Dibuang Sayang

Sebelumnya saya mau mengucapkan untuk David Villa dan teamnya, yang baru saja mencata sejarah baru sebagai juara dunia 2010. Viva La Espanola (gak tau bener apa salah! Bodo amat lah! Ahaha)

Dan pertama-tama saya mau mwngucapkan terimakasih kepada semua teman, sodara, bapak, ibu, tante, om, datuk, semua untuk ucapan dan doa ulang tahunnya. Semoga usia ini lebih mudah untuk dijalani! Amin

Nah, post ini saya beri judul dibuang sayang karena saya ingin menampilkan tulisan2 saya selama magang di KOMPAS.com tapi gagal di publish. Mau disimpen terus menuh2in notepad saya, mau dibuang sayang. Yaudahlah, lagian blog ini juga terlanjur isinya ampas kehidupan saya yang absurd, sekalian aja sampah tulisan saya masuk sini. Semoga gak cacat otak ya bacanya:

1.Pendaftaran Tahun ini Lebih Kacau

Jakarta,KOMPAS.com- Pendaftaran PPDB tahun 2010 dinilai lebih kacau dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini lah yang paling banyak dikeluhkan oleh orang tua yang sudah untuk ke dua kalinya mendaftarkan anaknya ke SMA/SMK negeri di Jakarta.

"Sebenarnya tahun lalu juga pendaftarannya online kayak gini, cuman enggak ada masalah (overload data) yang merepotkan kayak gini," tutur Supardi di SMA 78, Selasa (6/7/2010)

Hal yang sama juga dituturkan oleh Ida, calon orang tua siswa dari Aisyah Safrina asal SMP Al-Azhar Kemandoran, yang mengaku bahwa tahun lalu jauh lebih gampang dan tidak membuat deg-degan seperti ini. "Kalo soal pengisian formulir, tahun ini lebih mudah karena bisa langsung ditulis tangan. Tidak seperti tahun lalu harus menghitamkan dengan pensil 2B. Tapi kalo soal ketertiban, tahun lalu lebih tertib, tidak ada orang-orang berjubel kayak 2-3 Juli kemarin. Setiap orang yang memberikan formulir, gak lama langsung diberikan lembaran registrasinya. Dan dulu, juga gak ada masalah overload atau error system kayak kemarin," tutur Ida.

Tidak hanya masalah server yang dipermasalahkan oleh para orang tua ini, tapi masalah ketertiban juga jadi hal yang dirisaukan oleh mereka. "Bayangin aja, waktu kemarin ya, tanggal 2 Juli, itu orang sampe berjubel didepan meja registrasi. Kalo tahun kemarin enggak ada, gak pake antri bahkan" tambah Ida.

2.Pendaftaran Ulang Merisaukan Hati Orang Tua.

Beberapa orang tua calon siswa SMA dan SMK negeri di Jakarta merasa risau anaknya tidak masuk ke SMA Negeri pilihannya.

Heri, salah satu calon orang tua siswa di SMA 78, Jakarta Barat, menyatakan sebelum pendaftaran ulang, posisi anaknya sudah berada di urutan 34 dari total siswa yang diterima 127 di SMA 78.

Akan tetapi dengan adanya pendaftaran ulang ini, dia mengaku khawatir posisi anaknya akan tereliminasi dari SMA 78. "Saya khawatir kalau didaftar ulang anak-anak yang awalnya tidak daftar ke 78, berubah menjadi daftar ke 78. Nah, kalau anak-anak itu NEMnya diatas NEM anak saya, anak saya bisa tergeser," ujar Heri sambil menunggu nama anaknya muncul dilayar penerimaan siswa di SMA 78, Selasa (6/7/2010)

Kekhawatiran serupa juga dirasakan oleh Rini, ibu dari Nidya Damanta asal SMP 111, yang mendaftarkan anaknya ke SMA 65 Jakarta Barat. Pasalnya nilai NEM anaknya hanya rata-rata 7,8 tidak terlalu besar untuk bisa masuk SMA Negeri Favorit, namun nama anaknya sudah diterima di SMA 65. Dengan adanya pendaftaran ulang ini, jelas membuat hatinya kembali risau. Takut-takut anaknya tidak masuk ke SMA 65.

"Saya takutnya kalau didaftarkan ulang nama anak saya malah jadi gak masuk ke SMA 65," ujar Rini.

Kekhawatirannya juga disebabkan karena NEM anaknya tidak cukup besar. "Kalau NEMnya lebih besar mungkin saya tidak begitu khawatir, saya takut anak saya masuk ke SMA yang (kualitasnya) lebih buruk dari pada SMA 65," ucapnya.


3.Pendaftaran Ulang, Pekerjaan Terbengkalai

Jakarta, KOMPAS.com- Diulangnya pendaftaran SMA/SMK merepotkan orang tua calon siswa. Tidak sedikit dari mereka mengambil cuti hanya untuk mengurus pendaftaran yang sempat mengalami kerusakan sistem.

Supardi contohnya, seorang pegawai swasta yang terpaksa mengambil cuti hari ini khusus untuk mengurus pendaftaran ulang putrinya. "Kalau yang kemarin kan pedaftarannya enak, ada hari sabtu sama minggu. Jadi saya gak perlu mengambil cuti. Tapi, kalau sekarang saya jadi harus mengambil cuti. Karena pilihan hari pendaftaran ulangnya di hari kerja, senin, selasa, atau gak rabu," papar Supardi saat menunggu lembaran registrasi di SMA 78, Selasa (6/7/2010).

Hal yang sama juga dirasakan oleh ibu Susi, seorang guru TK di TK Tomang Sari, yang mengeluhkan dengan pendaftaran ulang membuat dia tidak bisa fokus dengan pekerjaannya. "Yah, lumayan menyita waktu saya, harusnya saya kan sudah konsen dengan penerimaan siswa baru. Tapi kan saya harus lebih memikirkan nasib anak saya dulu," ujar ibu dari Melati Fadla dari SMP 111.

Tidak hanya pekerja kantoran saja yang meninggalkan pekerjaannya. Linda, seorang pedagang di Tanah Abang juga harus meninggalkan tokonya untuk mengurus pendaftaran ulang anaknya di SMA 78. "Ya, abis mau gimana lagi! Kalau toko sih sekarang saya tinggalin sama pegawai ajalah disana," tuturnya.

*kata redaktur saya yang tidak soMBONG, berita ini SO WHAT banget!
4.Penetrasi RAPTIM dengan JIWASRAYA

JAKARTA,KOMPAS.com- asuransi jiwasraya bersama Raptim Indonesia Tours & Travel meluncurkan sebuah produk Asuransi Perjalanan Wisata. Produk ini merupakan produk asuransi perjalanan wisata dan rohani pertama yang ada di Indonesia.

menurut Direktur Operasional Raptim Tours & Travel Purnama Siborutorop, gagasan untuk membuat suatu produk jasa perjalanan wisata dan rohani dengan cara mengangsur sudah lama terpikirkan namun realisasinya baru bisa dijalankan sekarang karena pencarian perusahaan asuransi yang tepat untuk menangani perjalanan wisata dan rohani. "Sebenarnya sudah ada agen yang mengurus perjalanan wisata dan rohani dengan cara berangsur, namun biasanya tidak diatur dengan benar sehingga lama kelamaan perusahaan itu mati karena mereka bekerja sama dengan bank-bank atau perusahaan yang tidak marketting kurang, nah karena itu kami bekerjasama dengan asuransi jiwasraya karena markettingnya jelas," ujar Purnama saat sedang makan siang di Hotel Arya Duta, Rabu(7/7/2010).

Pemilihan Jiwasraya sebagai partner kerja asuransi adalah karena prestasi Jiwasraya yang selama ini pernah dnilai cukup baik dalam menangani asuransi perjalanan. "Kami juga memilih jiwasraya juga karena kami tahu jiwasraya ahli dibidang ini, kan jiwasraya pernah menangani asuransi haji Indonesia juga," ujar Purnama.

Tanggapan juga disampaikan oleh pihak Jiwasraya oleh Firman Trilaksono selaku kepala bagian penjualan Jiwasraya.

Mereka memaparkan bahwasannya hal yang melatarbelakangi mereka untuk mengadakat kerjasama adalah untuk memperluas pangsa pasar yang selama ini mereka miliki. "Kita bekerjasama dengan Ratpim untuk memperluas pangsa pasar yang selama ini kami tangani, jadi dengan adanya produk ini kami, Jiwasraya tidak hanya menangani asuransi jiwa saja, tapi juga asuransi perjalanan wisata," ujar Firman.

Tidak hanya itu alasan lain yang mendorong jiwasraya untuk menangani perjalanan wisata dan rohani untuk mengubah image kebanyakan orang mengenai asuransi. "Kami juga ingin mengubah image orang tentang asuransi, yang selama ini menyeramkan karena selalu berhubungan dengan kematian, nah pada kesempatan kali ini kami menjamin perjalanan wisata yang aman," tambah Firman.

Mereka cukup yakin bisa menangani hal ini karena memiliki pengalaman dalam melayani perjalan ONH. "Haji saja bisa, kenapa perjalanan rohani umat kristiani dan katolik."

*tulisan ini gak diturunin karena gak penting! Gak hard news!
5.Sistem Pembayaran Angsuran Wisata & perjalanan rohani

JAKARTA,KOMPAS.com- Jiwasraya bekerjasama dengan RAPTIM Indonesia Tours & Travel meluncurkan sebuah produk perjalanan wisata rohani. Asuransi ini dibuat untuk menjamin perjalanan wisata dengan cara mengangsur.

Direktur Pemasaran Jiwasraya De Jong Adrian, menjelaskan tentang bagaimana perjalanan sebuah perjalanan rohani bisa diangsur sesuai kemampuan konsumen. "Dengan cara mengangsur biaya perjalanan per bulan atau pertahun, sesuai alternatif biaya yang dipilih," ucap De Jong Adrian di Hotel Arya Duta saat peluncuran produk asuransi wisata Jiwasraya dengan Raptim, Rabu(7/7/2010).

Biaya pengangsuran yang disediakan dimaksudkan untuk mempermudah bagi konsumen agar bisa melansungkan perjalanan wisata dan rohaninya, disesuaikan dengan kondisi keuangan yang dimiliki.

Angsuran biaya ini juga menjamin jika pengangsur meninggal dunia sebelum lunas biaya angsurannya, maka angsuran dianggap lunas dan ahli warisnya bisa diberangkatkan. "Jika pengangsur meninggal dunia sebelum sempat berangkat, maka angsuran yang sudah dibayarkan pengangsur dianggap lunas dan langsung jatuh ke ahli waris si pengangsur," ujar De Jong Adrian.

Saat ditanya soal apakah paket pembayaran perjalanan bisa ditarik kembali? Direktur Operasional RATPIM Purnama Siborutorop menjelaskan bahwa tidak bisa melakukan penarikan uang yang sudah diangsurkan, "kami tidak melayani pengembalian dana angsuran perjalanan berupa uang, mungkin kami bisa mengalihkan ke paket kami yang lain," ujar Purnama.

*berita ini gak diturunin karena menurut redaktur saya yang tidak soMBONK tulisan ini KURANG DETAIL, tulisannya kurang bertutur, dsb!

6. Kegiatan Anak WVI di gedung Wakil kementerian

JAKARTA,KOMPAS.com- World Vision Indonesia (WVI) bersama dengan 200 peserta Forum Pemimpin Muda Nasional (FPMN) mengadakan kunjungan ke kantor wakil menteri pendidikan nasional untuk menyuarakan aspirasi mereka mengenai isu-isu pendidikan yang ada di dearah mereka.

Peserta yang ikut serta berusia sekitar 12 hingga 17 tahun. "Mereka berasal dari 10 provinsi di Indonesia, yaitu Aceh, Nias, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, DKI Jakarta, Jawa Timur, NTT, Sulawesi Tengah, Maluku Utara dan Papua," Ujar Ikene selaku Media Relation Officer WVI di kantor wakil kementrian pendidikan, Kamis (8/7/2010)

"Anak-anak Peserta FPMN ini dipilih oleh sesama anak karena mereka aktif menyuarakan aspirasi dan hak-hak anak dilingkungan mereka seperti disekolah dan di kampung mereka, lalu mereka mengikuti proses seleksi intensif," ujar Pitoyo Susanto selaku ketua panitia acara FPMN.

Kunjungan ini merupakan rangkaian acara FPMN yang diantaranya terdiri dari pelatihan fotografi, diskusi isu anak di wilayah masing-masing, workshop seputar pergaulan dan teknologi, dan masih banyak lagi lainnya.

Pada rangkaian diskusi tiap anak-anak akan dikelompokan untuk mendefinisikan dan mencarikan solusi untuk masalah yang mereka hadapi. "Disaat diskusi mereka sama-sama mendefinisikan masalah apa yang mereka hadapi di daerah mereka, lalu mencari tahu solusi apa yang terbaik untuk masalah masalah tersebut. Nah, hasil dari kedua hal itu yang akan mereka presentasikan," ujar Hellen.

Isu yang nantinya mereka presentasikan adalah isu yang mereka pilih sendiri untuk nantinya dipresntasikan ke hadapan menteri."misalnya, seorang anak memiliki pandangan terhadap isu pendidikan, maka mereka bisa memilih diskusi tentang pendidikan dan ikut ke kantor kementerian pendidikan untuk berdiskusi dengan bapak menteri," tambah Hellen

Ada berbagai kantor kementerian yang akan dikunjungi anak-anak ini, diantaranya ada kementerian sosial, kementrian kesejahteraan, kementerian kesehatan, komite perlindungan anak indonesia dan kementerian pendidikan nasional.

Dan agenda pada kunjungan ke kantor wakil kementerian pendidikan nasional adalah untuk mempresentasikan hasil diskusi tentang masalah pendidikan yang ada di wilayah mereka.

Kegiatan semacam ini sudah dilakukan oleh WVI sujak tahun 2000 dan menjadi kegiatan 2 tahunan organisasi mereka. "Forum ini diharapkan agar para pejabat dan masyarakat luas lebih memahami masalah yang dihadapi oleh anak-anak ditiap daerah," ujar Ikene.

*berita ini gak diturunin karena menurut redaktur saya yang tidank soMBONK, tulisan ini kurang (enggak) penting!
7.Adenium mengalami penurunan penjualan

JAKARTA,KOMPAS.com- Tanaman jenis Adenium mengalami penurunan penjualan di Pameran Flora dan Fauna yang diselenggarakan di Lapangan Banteng.

Demikian hal ini disampaikan oleh para penjual adenium di pameran yang sudah mengikuti acara ini dari tahun sebelumnya.

"5 tahun lalu kita seharian bisa jual 20-30 juta perhari, tapi sekarang sudah seminggu disini kita baru jual sekitar 7 juta rupiah," ujar Ifan salah satu penjual Adenium di pameran flora fauna Lapangan Banteng, Jumat (9/7/2010)

Inyong yang juga menjual tanaman Adenium, mengeluhkan hal yang sama. Menurutnya penjualan Adenium mengalami penurunan. "Tahun lalu, gak nyampe seminggu, income bisa sampai 100 juta rupiah. Tapi sekarang udah seminggu lebih disini baru kejual 5 juta rupiah," keluh Inyong.

Hal serupa juga dirasakan Dian, penjual tanaman adenium hias. Menurutnya penyebab penurunan jumlah pembeli adenium pada tahun ini dikarenakan adenium tidak lagi sepopuler 5 tahun yang lalu. "Tahun 2005 Adenium sepopuler Anthorium, tapi sekarang orang sudah tidak terlalu menggandrunginya jadi penjualannya pun ikut menurun," ujar Dian.

8. Sepinya Pengunjung Pameran Flora dan Fauna Jakarta 2010.

JAKARTA,KOMPAS.com- Sepinya pengunjung Pameran Flora dan Fauna Jakarta 2010 disebabkan karena bentrok dengan acara Pekan Raya Jakarta (PRJ) 2010.

hal ini disampaikan oleh Tia salah satu penjual tanaman hias di Pameran Flora dan Fauna. "Kalau menurut saya tahun ini lebih sepi karena pembeli lebih tertarik ke PRJ," Ujar Tia di stand tanamannya di Lapangan Banteng, Jumat (9/7/2010).

Sepinya pembeli juga dirasakan oleh Tuti penjual Aglonema. Namun, menurutnya sepinya pembeli disebabkan karena minat terhadap tanaman tidak sebaik tahun sebelumnya. "Kalau tahun-tahun sebelumnya kita punya Anthorium, germani, atau gelombang cinta sebagai tanaman favorit semua orang, tahun ini tidak ada tanaman favorit, semua punya penggemarnya sendiri" ujar Tuti.

Penurunan pembeli tanaman hias ini jelas berdampak pada penurunan omzet mereka. "Tahun lalu saya bisa mengumpulkan 70 juta rupiah dalam satu minggu, tahun ini Tuti baru 23 juta rupiah," ujarnya.

*sebenarnya berita 7 dan 8 diturunin, cuman digabung jadi 1 berita dan saya lupa nanya judulnya apa. Hoho

1 komentar:

  1. Wah hebat banget dah lo Git. cakeeeeppp!!! berita anak menteng abis ini turun ya?hehe

    BalasHapus