Senin, 03 Mei 2010

my random life #4

saaat kita jatuh cinta, kita bersumpah dengan segala daya upaya bahwa kita akan melalui dan mengambil segala resiko yang akan terjadi.
Dan, jika saat ada suatu pertanda kita harus mengakhiri (walaupun itubukan akhir), kita berubah menjadi manusia pemikir yang melakukan banyak penelitian dan dugaan untuk melangkah kearah "usai" (tidak sesembrono dulu, saat kita sedang jatuh cinta)
dan menurut saya, itu semua wajar.
karena kita manusia.
Manusia mana sih yang mau hidup sendiri?
sebisa mungkin kita mempertahankan apa yang kita miliki.
sebrengsek apapun teman, sahabat, pacar kita, pasti kita akan berusaha mempertahankannya walaupun kita tahu dan kita menyaksikannya sendiri kalo diluar lingkungan kita banyak orang yang lebih baik dari teman kita, ada pria yang lebih tampan dan lebih pengertian daripada pacar kita.
Kenapa coba begitu?
karena kita manusia.
kita punya perasaan untuk merasakan hal yang tidak dapat dijelaskan oleh logika.
Karena kita manusia.
punya hati untuk mencintai.
Banyak yangbilang cinta itu tak ada logika,
dan menurut saya itulah keiindahan cinta, karena kita tidak perlu menguraikan, mengafirmasikan, memaparkan fakta-fakta logis untuk mencintai seseorang.
Karena cinta itu untuk dirasakan, bukan untuk dilogikakan.
Tapi, haruslah rasa bahagia dan saling menyayangi yang kita rasakan saat kita sedang mencita.
Bukan perasaan sakit hati dan perendahan harga diri yang kita terima saaat kita sedang mencinta.
Saaat cinta itu tidak lagi mengindahkan hari lo.
Disaat cinta yang lo miliki hanyalah sebuah kenangan lama yang kosong.
Saya rasa itulah saatnya cinta (sepasang kekasih) untuk diakhiri.
Saya tidak bermaksud menggurui, apalagi menghakimi.
Tapi inilah sebuah opini mengenai cinta kasih yang ada dalam hati.
Mungkin hal ini bisa dimohonkan untuk dimengerti untuk pihak-pihak yang sedang tersakiti.
Cuman satu hal yang ingin sampaikan sebelum saya menyelesaikan tulisan ini
"Cinta itu terkadang tidak ada logika, dan disitulah keindahannya"


teruntuk teman yang sedang gundah gulana karenanya (merujuk pada cinta).

1 komentar: