Minggu, 02 September 2012

REALITY BITES, IF YOU "TOO REAL" FACING IT


Selepas jungkir balik penyelesaian skripsi, banyak hal yang saya dan teman-teman pikirkan dan bicarakan. Terutama soal, MASA DEPAN.

Salah satu teman saya mengatakan "Apa rasanya ya orang yang kemarin ngumbar-ngumbar pengen kerja disini. kerja disitu. atau pengen lanjut S2 di negara ini. negara itu. Terus gak kesampaean. Pasti malu banget deh!"

As a dreamer, saya salah satu orang yang paling sering mengumbar hal-hal tersebut. Pengen kuliah di New York, punya tempat tinggal di Manhattan, berkarier dan bahkan kalau bisa berkeluarga di United State juga. Soal pekerjaan impian saya, saya selalu bilang kalo someday saya bakalan gantiin Samuel Mulya di Rubrik Parodi Kompas Minggu. Dan apakah saya malu? Karena instead of menjadi penulis feature saya kini menjadi wartawan majalah. Instead of lanjutin kuliah di New York, saya malah mencari informasi kapan kelas Magister UI dibuka lagi. Apakah saya merasa malu? Jelas enggak! karena cita-cita saya itu bukannya ENGGAK kesampean, tapi memang BELUM kesampean.

Saya meyakini untuk mencapai suatu cita-cita itu butuh proses yang panjang. Dan pada akhirnya orang akan lebih menghargai kita, karena proses yang telah kita lalui. Itu mengapa di iklan bukunya Chairil Tandjung dibesar-besarkan mengenai "Chairil Tandjung si Anak Singkong". Bukan kesuksesan yang kini dia sudah raih, tapi slogannya justru menyuruh kita untuk melihat siapa dia dan bagaimana prosesnya agar dia menjadi seperti ini. Menjadi sosok yang layak dibukukan. Diluar kemungkinan buku ini menjadi salah satu strategi di pemilihan umum 2014 nanti ya.

Mungkin bagi sebagian orang yang memiliki cita-cita terlalu tinggi sangat menggelikan, tapi untuk saya memiliki cita-cita yang tinggi menunjukkan kualitas hidup seseorang. Jujur saya sih manusia banget ya, yang sering digambarkan "tidak mudah berpuas diri" sampai benar-benar kesempurnaan yang saya cita-citakan tercapai semua. Dalam bentuk extreme cita-cita itu seperti yang digambarkan di film Black Swan, gak peduli secantik dan sehebat apa Nina menari sebagai White Swan, ketidakmampuannya untuk menjadi Black Swan sangat mengganggunya. Dan diakhir film kita lihat senyum indah Natalie Portman yang sekarat namun bahagia karena merasakan kesempurnaan yang dia inginkan.

Ibaratkan sex, cita-cita itu bagaimana mendapatkan orgasme yang sempurna. Beragam posisi, waktu, tenaga yang dihabiskan seperti tidak menjadi masalah selama orgasme tersebut tercapai. Dan selama ini gak ada yang mempertanyakan "gak malu apa orang orgasme?" well if you really questioning it, maybe you shouldn't have it. Karena kehidupan hanya sebatas yang nyata saja. Sex hanya sekedar penetrasi saja. Kepuasan melakukannya hanya mitos yang memalukan.so before you mocking to others dreams or ambition think about it! Are you really that kind of person? Hahahahah

Are you kind of person, yang pas tuanya nanti, nonton tv dan lihat bilang "Nak, lihat deh, itu kan temen mama waktu SMA". Either it was in crime channel or in operah show.

Satu hal yang pasti, we still young, smart, and perfect, so what if we have some unrealistic dream for future. It makes who we are in the future and in present. Mocking to others dream just make you nothing but bitch!

IF YOU DON'T HAVE AMBITION IN LIFE, DON'T LAUGH TO HARD TO OTHERS.
Because remember, in the end you are only regret with what you never do rather than what you ever do.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar