Selasa, 16 Agustus 2011

Ceramah


"gw dengerin ceramah bukan dari orang yg ngomong di mimbar mesjid. Tapi dr tontonan sehari2" -@gadinda

Terlalu banyak orang yang ceramah sekarang. Memberi motivasi, memberi harapan, memberikan semangat. api kenyataannye hidup mereka sendiri lah yang perlu diberikan motivasi, diberikan harapan, dan semangat. Hal tersebutlah yang mendorong saya men-tweet kata-kata diatas.

Persisnya sih, itu akibat saya nonton Para Pencari Tuhan season 5 yang menurut saya sangat luar biasa inspiring dan menyentil (sebuah suguhan televisi yang cukup langka untuk tv nasional). Dan jujur saya lebih dapat meresapi, meyakini, semua ajaran agama yang disebarkan melalui dialog-dialog yang luar biasa menarik. Klaau Anda juga menonton PPT pasti banyaklah contoh yang bisa Anda uraikan disini.

Sedangkan diluar program PPT kita melihat seorang ustadz yang punya issue poligami dan sudah digugat cerai istrinya secara depresi berceramah di TV. Seperti kehilangan iman, secara tersirat dari nada dan isi ceramahnya, ia masih menyalahkan orang lain atas "kehancurannya" ini. Padahal dia sangat terkenal diseluruh negeri sebagai si "penjaga hati, dan jangan Anda nodai". Tapi ternyata tidak butuh waktu lama da'i kondang yang dikagumi seluruh umat agama di Indonesia ini menghancurkan hidupnya sendiri.

Lain lagi kisahnya dengan si motivator kondang yang sangat "Teguh". Kemarin baru saja kewibawaanya hancur hanya karena twitter nya menyindir kaum2 clubbing dan wanita murahan. Sangat arogan dan berkarakter. Setidaknya itulah yang saya lihat waktu masalah itu terjadi. Tapi entah mengapa banyak issue yang beredar katanya pemilik golden ways ini sering bersikap kasar dengan istrinya. Belum ada klarifikasi benar atau tidaknya. Cuman issue belaka mungkin. Tapi bukan suatu hal yang mustahil bukan?

Dan hal semacam ini banyak terjadi, seseorang yang sudah kita tau baik buruknya, kita percaya dan kagumi perkataannya, tapi ternyata kehidupan aslinya tidak sebaik ceramahnya.
Mungkin sudah saatnya kita berhenti menggantungkan pilihan hati kita kepada seorang tokoh, menempelkan erat-erat telinga kita keseorang ustadz, menggenggam erat-erat prinsip kita dari para penceramah. Karena sebenernya mereka juga cuman manusia biasa. Gak ada hal yang perlu kita fanatikan dari dirinya. Jadi, untuk saya sekarang, jika mama bilang "tuh git dengerin ceramah, biar ada isinya keyakinan kamu", mungkin saya akan bilang "ma, setiap hari, setiap detik, saya dengerin ceramah. Tapi dengan cara yang berbeda. Bukan dengan mendengarkan orang berkopiah lengkap dengan sorban dan sarungnya. Tapi dari kehidupan yang setiap hari saya jalani, lengkap dengan cerita manis dan pahitnya"

duh kok saya malah sok bijak kayak orang taat bayar pajak gini yaa... intinya gitu deh lah yaa bu.. duh udah ya.. mau main pet soc dulu :P

1 komentar:

  1. bukan orangnya yang di jadikan panutan tapi kata2nya,itu juga jangan di telan mentah2,yang baik di ambil yang menurut kamu tidak ilmiah ya di buang aja,intinya sebenarnya meraka juga sama cari uang,si ustad cari dari ceramah,begitu juga di motivator.dan satu dari saya,tidak ada manusia yang sempurna....

    BalasHapus