Tampilkan postingan dengan label anggap saja suara hati. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label anggap saja suara hati. Tampilkan semua postingan

Selasa, 16 Agustus 2011

Ceramah


"gw dengerin ceramah bukan dari orang yg ngomong di mimbar mesjid. Tapi dr tontonan sehari2" -@gadinda

Terlalu banyak orang yang ceramah sekarang. Memberi motivasi, memberi harapan, memberikan semangat. api kenyataannye hidup mereka sendiri lah yang perlu diberikan motivasi, diberikan harapan, dan semangat. Hal tersebutlah yang mendorong saya men-tweet kata-kata diatas.

Persisnya sih, itu akibat saya nonton Para Pencari Tuhan season 5 yang menurut saya sangat luar biasa inspiring dan menyentil (sebuah suguhan televisi yang cukup langka untuk tv nasional). Dan jujur saya lebih dapat meresapi, meyakini, semua ajaran agama yang disebarkan melalui dialog-dialog yang luar biasa menarik. Klaau Anda juga menonton PPT pasti banyaklah contoh yang bisa Anda uraikan disini.

Sedangkan diluar program PPT kita melihat seorang ustadz yang punya issue poligami dan sudah digugat cerai istrinya secara depresi berceramah di TV. Seperti kehilangan iman, secara tersirat dari nada dan isi ceramahnya, ia masih menyalahkan orang lain atas "kehancurannya" ini. Padahal dia sangat terkenal diseluruh negeri sebagai si "penjaga hati, dan jangan Anda nodai". Tapi ternyata tidak butuh waktu lama da'i kondang yang dikagumi seluruh umat agama di Indonesia ini menghancurkan hidupnya sendiri.

Lain lagi kisahnya dengan si motivator kondang yang sangat "Teguh". Kemarin baru saja kewibawaanya hancur hanya karena twitter nya menyindir kaum2 clubbing dan wanita murahan. Sangat arogan dan berkarakter. Setidaknya itulah yang saya lihat waktu masalah itu terjadi. Tapi entah mengapa banyak issue yang beredar katanya pemilik golden ways ini sering bersikap kasar dengan istrinya. Belum ada klarifikasi benar atau tidaknya. Cuman issue belaka mungkin. Tapi bukan suatu hal yang mustahil bukan?

Dan hal semacam ini banyak terjadi, seseorang yang sudah kita tau baik buruknya, kita percaya dan kagumi perkataannya, tapi ternyata kehidupan aslinya tidak sebaik ceramahnya.
Mungkin sudah saatnya kita berhenti menggantungkan pilihan hati kita kepada seorang tokoh, menempelkan erat-erat telinga kita keseorang ustadz, menggenggam erat-erat prinsip kita dari para penceramah. Karena sebenernya mereka juga cuman manusia biasa. Gak ada hal yang perlu kita fanatikan dari dirinya. Jadi, untuk saya sekarang, jika mama bilang "tuh git dengerin ceramah, biar ada isinya keyakinan kamu", mungkin saya akan bilang "ma, setiap hari, setiap detik, saya dengerin ceramah. Tapi dengan cara yang berbeda. Bukan dengan mendengarkan orang berkopiah lengkap dengan sorban dan sarungnya. Tapi dari kehidupan yang setiap hari saya jalani, lengkap dengan cerita manis dan pahitnya"

duh kok saya malah sok bijak kayak orang taat bayar pajak gini yaa... intinya gitu deh lah yaa bu.. duh udah ya.. mau main pet soc dulu :P

Sabtu, 21 Mei 2011

DAERAH TERKUTUK


Udah 2 hari ini cuaca lagi gak bersahabat banget sama pengendara motor macam saya.
Terutama cuaca di daerah terkutuk yang bernama Gading serpong bagian UMN.
Entah kenapa akhir-akhir ini cuacanya aneh banget!

Setiap keluar dari parkiran kampus, langit daerah terkutuk udah kelam disertai guntur yang menyambar-nyambar (aseilah lebay), lewatin jembatan dikit langsung deh ujan gede banget kayak mau kiamat, abis itu ajaibnya nyampe jalan raya Serpong malah terik panas kayak gurun.

Akibatnya celana yang saya pake ngalamin beberapa fase "kelembaban celana"(apasih) dari mulai keluar kampus yang kering banget, ampe basah, terus lembab, lalu nyampe BSD tercinta dalam keadaan kering. Gak bangus banget kan?

Well itu aja sih curhatan-malam-minggu-sendirian-dikamar-gak-kemana-mana-saya-hari-ini, lagi gak ada mobil dirumah jadi gak kemana-mana deh. Mau pergi sama pacar ehh, baru sadar kalo gak punya (idih ini apaan sih jadi curcol) Mau pergi sama keluarga, baru inget kalo belum berkeluarga (ehh yaiyalah pacar aja gak punya, Aduh apasih gw!! *jitak pala sendiri*) eheheheheh

Have a nice weekend everyone :)

Kamis, 19 Mei 2011

CAVEMAN AND GOD STORY


Saya hari ini punya cerita.
ehhmm, mungkin kita sebut saja cerita saya ini mengenai sebuah gua yang ditinggali oleh manusia gua didalamnya.
Didalam gua ini manusia yang ada didalamnya hidup sederhana, bahagia, dan damai.
Sehari-harinya para manusia gua harus mencari makan dengan berburu di hutan.
Tanpa kepastian apakah benar-benar ada daging yang bisa mereka makan diluar sana.
Apakah daging rusa?
Apakah daging sapi?
Apakah kerbau?
Atau mungkin kelinci?
yang pasti mereka melakukannya TANPA MENGELUH.
Melihat ketekukan dan keuletan manusia gua mencari makan, Tuhan pun ingin memberikan sedikit kuasa-Nya agar para manusia gua itu dapat mudah mencari hewan buruannya.
Tuhan pun bersuara dari langit, Ia mengatakan
"Wahai para manusia gua. Perjuangan hidup kalian sepanjang tahun ini sangatlah susah. Tapi dengan suka cita dan penuh keikhlasan kalian menjalaninya. Maka dari itu, dengan Kuasa-Ku yang tak terhingga, tak perlu lagi kalian menyebrangi sungai untuk berburu rusa, tak perlu lagi kalian meninggalkan gua dan keluarga kalian untuk sekedar membawa daging babi untuk makan malam. Karena mulai hari ini dan seterusnya, akan selalu tersedia daging dan buah-buah-an yang kalian butuhkan untuk kalian semua. Bersuka citalah, karena semua ini Ku berikan hanya untuk kalian. "

Suara berhenti menggema. Tumpukan daging dan buah turun dari langit dan mendarat di atas bukit paling tinggi dan terjal dan curam dan dingin.
Semua manusia gua bersuka cita.
Setidaknya mereka tidak perlu lagi berkeliaran di hutan untuk sebuah makan malam, karena salah-salah merekalah yang jadi santapan malam oleh hewan buas disana.

1 bulan berlalu, tinggi dan curamnya bukit yang dituju menjadi masalah buat beberapa manusia disana. beberapa manusia gua ada yang berteriak lantang "Tuhan... sungguh Konyol apa yang kau buat. Kau mau menolong kami tapi kau letakan bantuan-Mu di tempat yang TIDAK BISA KAMI JANGKAU"
beberapa lainnya, langsung berpendapat, "Hei, kau, kalo tak suka dengan apa yang Tuhan berikan. ya janganlah kau ambil. kembali saja kau ke liarnya hutan diluar sana dan cari sendiri apa yang benar-benar kau inginkan"

"Tapi, makanan dan buah-buahan diatas sana itu kan untuk kita. Sudah sewajarnya terjangkau oleh kita. bukan oleh para burung pemakan bangkai diatas sana." tangkasnya lagi

"Siapa bilang bukit itu tak terjangkau. Dalam satu hari saya dan kelompok saya mampu untuk mendki bukit itu sebanyak 3 kali dan membawakan makanan untuk keluarga kami secukupnya, kalo kami kelebihan istri dan anak-anak mu juga kami beri makan"

"Betul, kalo kami sedang sakit dan tidak bia mendaki, maka kami TIDAK SUNGKAN untuk kembali ke hutan liar walau hanya dapat seekor kelinci"

Melihat pertengkaran tersebut. Tuhan tersinggung berat. Tidak terpikirkan olehnya kalau FASILITAS yang ia pikir dapat MEMUDAHKAN makhluknya ternyata malah membawa pertikaian. Maka dengan kebijaksanaannya pun, daging dan buah-buah-an yang ia berikan diatas bukit, ia hilangkan selama-lamanya.

moral study:
JANGAN MUDAH MENGELUH ATAS KETIDAKMAMPUAN KITA AKAN SEGALA FASILITAS YANG SUDAH ADA.

SUNGGUH BIJAKSANA JIKA KITA MENJADI SALAH SATU PEMECAH SOLUSI, BUKAN PEMANTIK PERTIKAIAN.

BUKANKAH, LEBIH BAIK JADI BAGIAN DARI SOLUSI, DARI PADA MENJADI TUKANG NGELUH YANG MEMANCING PERTIKAIAN?

notes penulis:
Sudah saatnya demokrasi dijalankan melalui tindakan bukan ucapan (pasti gak ngerti deh) (gakpapalah, kali-kali saya bikin tulisan egois, cuman saya ama Tuhan doank yang tau :P)

Masih inget sama sifat orang yang sok eksis, sok narsis, sok religis, sok manis, dan sok-sok lainnya. Nah di tahun 2011 ini, lagi nge tren dua SOK. Namanya SOK KRITIS dan SOK IDEALIS.

Oh ya cerita saya ini fiksi loh! (fiksi kayak sepedea Fixed gear...anjrit jayus banget)
Karena sambil nungguin kelas pope (oh myy... it can kill me) dan saya lagi puasa (idih pamer) (tinggal 5 hari lagi kalo hari ini berjalan lancar puasanya) (Aminn...)

So have a nice day people
love you all

Selasa, 03 Mei 2011

Do What You Love!!!


Saya gak tau berapa banyak populasi orang sotoy di muka bumi ini. Tapi dari sekian banyak cerita, curhat, dan saya yang bersedia menjadi pendengar yang handal saya mulai menyadari, kalo populasi mereka mulai bertambah ditiap tahunnya.

Dan entah kenapa, jumlah populasi orang sotoy ini selalu diikuti dengan menurunnya kesejahteraan/kebahagian/kenyamanan si orang-orang sotoy ini.

Salah satu contoh, saya ambil dari seorang teman (sebut saja Mawar) yang punya seorang Tante (sebut saja tantenya Mawar) dan Oma (sebut saja Oma Mawar) yang SOTOY BGT. Tante dan Oma Mawar berpikir bahwasannya kebahagian adalah jika seorang perempuan bisa menikah dengan seorang pria lulusan ITB dan kerja di Pertamina. Well, sebelumnya saya mau analisis dikit, sejak kapan kebahagian bisa dilihat dari Almamater kampus. Marak beredar kapan katanya, pencucian otak yang dilakukan oleh NII banyak menjaring korban anak ITB. Dari situ aja bisa diambil kesimpulan, bahwa anak ITB tidak hanya, belum bisa menjamin bisa kebahagian terhadap kehidupan (secara material) dalam pernikahan, tapi orang yang kuliah di ITB juga tidak menjamin tingkat kecerdasan dan kepintaran mereka untuk memilih pergaulan, komunitas, bahkan belum bisa menentukan mana "aliran" yang benar dan mana yang salah (karena kita udah sepakat donk kalo NII itu aliran yang sesat donk yaaaaa).

Mungkin, beberapa diantara kalian yang anak ITB yang baca ini bakalan bilang,
"ihh, itu sih tergantung individunya aja, gak semua anak ITB kayak gitu kok"
dan menurut saya, BENAR BANGET... THATS IT! THATS THE POINT!! ITU SEMUA TERGANTUNG INDIVIDUNYA. Begitupula dengan stigma yang overpositif mengenai pasangan yang harusnya lulusan ITB bisa menjamin kebahagian. Ups, belum tentu, semua itu tergantung individunya.

Lain teman saya, lain juga kisah kesotoyan pribadi saya (yaa sebut saja saya ini Melati),Yang memiliki ibu yang sotoy dalam hidupnya (sebut saja ibu saya ini sebagai ibu Melati). Melati memasuki semester enam yang semakin hari semakin berat dan semakin loveless (ehh curcol) dalam kehidupan perkuliahan menuju sarjananya. Melati, bingung karena semester depan melati sudah harus menghadapi apa yang mereka sebut "magang" apa yang mereka sebut "skripsi" dan apa yang mereka panggil "kuliah sisa sks yang kurang". Melati yang merupakan seorang visioner ulung, sudah merencanakan hidupnya akan bahagia jika dia bisa magang dan bekerja di Majalah ternama (jadi Reporter/fotografer/editor/fashion stylish/fashion editor/ or whatever).
Tapi sayangnya, sang ibunda yang sotoy punya pandangan yang berbeda, menurutnya televisi adalah tempatnya untuk mengembangkan diri, sebuah batu pijakan karier yang luar biasa keren untuk hidup saya (atau mungkin lebih bisa dibilang, hidup ibu Melati), TV adalah tujuan hidup. "Udah capek-capek, mahal-mahal, kuliah, masa cuman mau kerja di Majalah, di TV donk. Tina Talisa yang gak pake kuliah televisi aja kerjanya di TV lho" (kutipan kalimat inilah yang menyebabkan saya pagi ini ke kantor Jak-TV, menyerahkan CV, menjual diri untuk magang disana).
Saya gak tau dibagian mananya keinginan saya yang salah. Saya sih juga gak begitu ambil pusing dengan kata-kata beliau yang sotoy. Cuman, obsesi aneh nya terhadap "anakku-harus-kerja-di-TV" mulai agak mengganggu saya.

Yang satu, obsesi akan punya menantu anak ITB yang kerja di Pertamina, yang satu ingin anaknya kerja di TV.

Bagi saya (atau boleh juga dikatakan Kami *karena menyangkut hidup si Mawar dan Melati*), setiap "pandangan" yang kalian (para orang tua, saudara, teman, sahabat) lontarkan tidak ada yang salah (walaupun terkadang itu mengkerdilkan kami...sejenak).

Karena, disatu sisi saya memandangnya sebagai ungkapan do'a atas rasa khawatir "kalian" akan masa depan kami, masa depan yang sudah kalian jalani dan ada beberapa hal yang tidak begitu menyenangkan (atau sangat membahagiakan kalian) sehingga kalian sebisa mungkin "menyelamatkan" kami, sehingga tidak ada "kesedihan ataupun keterpurukan" yang kami rasakan.

Disisi lain bagi saya pribadi, Entah kenapa ditiap kata yang terkadang begitu "menyudutkan", ditiap kalimat yang begitu "menjatuhkan", ada semacam energi mistis yang begitu besar sehingga mendorong saya untuk mengatakan "I NOTED YOUR WORD, AND I PROVE YOU ARE WRONG *AND I'M RIGHT*"

Pada kasus saya, saya akan mengawali karier di Majalah (Mungkin yang agak berkiblat ke fashion dan entertaiment). Belajar sebanyak mungkin untuk bisa menjadi penulis handal, punya kolom sendiri, lanjutin S2 di Amerika (tiba-tiba langsung ada lagu gitu di otak gw: New York... Concrete jungle with dreams are made out... there's nothing you can't do). Coba nulis di ELLE, VOGUE,BAZAAR, Dsb..

I know, i Realize, i have nothing in my mind right now, there is nothing i know about fashion, being avant garde, i have no idea how to report Marc Jacob New Collection, i don't know how to write about how gorgeous Chanel catwalk, i have no idea how to inspire people to do what i write, i don't what term i should use in Fashion Way, SERIOUSLY I DON'T KNOW.. BUT I SWEAR I WILL LEARN IT! I WILL BE IT!

So People, do what you love, say what you want, i don't care if its hurts me because i truly believe "if its don't kill me, it makes me stronger" -You've Got Served (2004)

Jumat, 17 Desember 2010

(Mungkin) Over Possesive

Mama: "Gita, mau beli BB lagi?" Gw:"Gak tau"
Mama: Suka Banget ya sama Handphone itu?"
Gw:"Gak juga"




Saya lagi-lagi termenung dihadapan meja belajar kamar saya. Biasanya kalo saya udah duduk disana pikiran dan imajinasi saya pasti dalam keadaan aktif, loncat kesana dan kemari, hingga biaslah realita.
Masalah Handpone.
Entah kenapa saya tidak merasa sedih, apalah arti sebuah handphone buat saya. memang itu penting dan sangat berguna, tapi kehilangan pada waktu itu membuat saya...kehilangan.

Mungkin bukan karena handphonenya, mungkin bukan karena harga dan segala yang melekat pada benda tersebut.
Mungkin karena memang begitulah saya.
--------------------------------------------------------------------------------------------

Dari kejadian kemalingan waktu itu, saya mulai menyadari satu jenis sifat egois yang saya tengah hadapi, over posesif. Saya baru menyadari bahwa saya bukanlah orang yang sesantai dan seflexibel itu dengan segala hal yang saya anggap sudah menjadi milik saya.

Contoh: saya mungkin akan membiarkan handphone saya berada di tempat-tempat tidak lazim didalam rumah (di tempat sikat gigi, di ujung ranjang, di kolong tempat tidur, di laci DVD) selama handphone itu masih bersama saya dan menemani rutinitas saya, saya tidak menjadi masalah kemanapun benda itu pergi. Tapi mengetahui Benda itu benar-benar hilang (diambil orang), saya justru menjadi sangat kecewa. entah dengan siapa. yang pasti saya tidak ingin memilikinya lagi. Cukuplah benda itu yang kembali ke saya, saya tidak butuh benda yang lebih canggih atau lebih mutakhir dari itu.

Sepertinya itupula yang saya rasakan dengan orang-orang disekitar saya (sahabat, teman, kekasih -mungkin)
Mungkin itu yang membuat Diane menganggap saya orang yang tidak fokus.
Saya sangat mengerti maksud Diane dengan :
"Lo tuh mudah berpindah-pindah (suka sama orang) karena gak pernah fokus dengan seseorang""Lo tuh kalo udah serius sama seseorang, lalu orang tersebut berbuat sedikit aja kesalahan, lo pasti bakal bener-bener ninggalin orang itu".
Sedikit Kesalahan.
Saya tidak sebegitu pendendamnya. Saya hanya merasa sedikit kecewa (yak mungkin sangat terluka dan blablabla). Namun, yang saya butuhkan adalah ketika orang itu berbuat "sedikit kesalahan" adalah kembali kepada saya, sama-sama saling menyadari lalu memperbaiki komunikasi satu sama lain. Saya tidak akan pernah mencari pengganti yang "lebih" dari orang tersebut. Mungkin terkesan (saya sangat mencari dengan bersikap caper dan annoying dengan yang lain) demikian, tapi saya tetap mengharapkan orang itu kembali. Saya lakukan ini karena saya terlalu fokus akan hubungan yang serius dengan orang tersebut. Saya tidak se-plin-plan itu.

"How can i get better one, if i ever had the best?" - Katy Perry

The Comfort Zone
Seperti yang saya gambarkan diawal-awal paragraf "saya justru menjadi sangat kecewa. entah dengan siapa. yang pasti saya tidak ingin memilikinya lagi. Cukuplah benda itu yang kembali ke saya, saya tidak butuh benda yang lebih canggih atau lebih mutakhir dari itu."
Mungkin itu juga yang saya rasakan dengan seseorang. Saya tahu orang itu sudah tidak ada lagi untuk saya, mungkin apa yang saya rasakan bukanlah perasaan cinta, kasih, sayang, dan hal-hal imajinatif lainnya, mungkin hanya karena saya merasa memiliki dia, dan saya nyaman dengan hal itu. yang saya inginkan hanyalah dia kembali hingga saya bisa merasakan kenyamanan (walau imajiner) seperti dahulu. Saya mungkin mau mengenal orang-orang yang lebih tampan, lebih pintar, lebih jelek, lebih lucu, dari orang yang saya tunggu. Tapi comfort zone saya adalah DIA dan saya tidak BUTUH orang yang "lebih-" dari dia. Akan sangat menyenangkan jika dia cukup kembali kepada saya.
Si Penunggu Jodoh
Saya bukan tipe pencari, saya tipe penunggu. Saya perempuan konservatif, gak jelas siapa yang ditunggu, mungkin saya cuman nunggu waktu yang tepat, hingga Tuhan mempertemukan dengan jodoh saya melalui takdirNya. Saya hanya ingin menunggu, sudah terlalu bosan mencari, Saya ingin ditemukan!

NB: Soal Handphone. itu cuman analogi, saya pasti ganti BB lagi. Tapi gak tau kapan. Masih berasa aja malesnya, kayak "idih, inih hape lagi!"! :(

Sabtu, 11 Desember 2010

new member, new activity


Yeeeee, saya baru saja beli gitar. Saya gak tahu kalo saya bakalan se-excited ini punya gitar. (saya kan udah bilang saya tuh lagi dalam area buta, gak tahu apa yang sama mau!).


Jadi gini lho ceritanya!


adik saya yang ganteng itutuhh, kan baru aja didaftarin les drum di tempat les musik dekat rumah. (namanya fania musik BSD)

Nah, maka, tadi tuh tencananya ke gunung agung BSD Plaza (mall tertua di BSD, se-usia sayalah kira-kira) buat beli stik drumnya.

Sembari adik saya beli stik drum, saya liat-liat gitar sama ayah saya.

Ayah saya naksir sebuah gitar, saya sok ikut-ikutan tertarik, mama saya tapi gak suka.

"Ih, mama gak suka ah gitarnya kayak gitu! kalo mau beli gitar sekalian yang bagus aja deh. nihh, kayak yang ini nih" sambil memegang dan sok-sok memetik senar sebuah gitar akustik.

Saya cuman bisa "zzzzzzz" doank, soalnya saya kan baru-mau-tertarik-akan belajar gitar, masak langsung beli yang akustik sih.

Mama saya tuh kalo udah bilang gak suka, gak pengen, itu artinya selesai cerita. Gak ada lagi bersambung ke season 6 macam cinta fitri.

Tapi saya emang agaknya pengen juga beli gitar dan belajar main gitar, saya sih gak tahu apakah halal hukumnya seorang sotoy berotak kosong macam saya belajar gitar langsung pake gitar akustik? rasanya enggak sih! Tapi tadi itu saya lagi males banget berdebat kosong sama mama saya tapi juga pengen ngejelasin ke mama "kalo gitar akustik itu bagus tapi saya belum bisa maininnya". Jadi untuk menghindari perbincangan lama dan gak bermanfaat saya panggil aja mas-mas nya..

"Mas.." saya manggil.

"iyaa" mas menjawab sambil menyibakkan ramutnya (eh tapi dia gak punya rambut deh kayaknya)

"saya kan baru mau belajar gitar, bagusnya pake gitar yang mana ya?"

"oh yang ini aja mba!" ujar mas-masnya sambil mengangkat sebuah gitar classic yamaha, seraya Raja Arthur mengangkat pedang excalibur dari batu (ini lebay bgt dah!).

Dah! masalah kelar, gitar classic for dummies pun di beli.
eheheh.

tapi yang sebenarnya mau saya ceritakan pada malam ini bukanlah soal pembelian gitar ini.
masalah sebenarnya adalah preferensi saya terhadap sesuatu sifatnya sangat fluktuatif.

Maksudnya adalah seperti, Malam ini saya bahagia banget punya gitar, bahkan saya kasih nama marlyn. Saya beli buku belajar gitar otodidak. Didalam hati semangat dan niat berkobar-kobar.
Sayangnya, saya tahu semangat ini hanya terjadi dalam waktu yang singkat.
Kenapa saya bisa tahu?
karena buku-buku ini adalah saksinya





  1. ada buku TOEFL untuk kalangan kuliah dan SMA. Saya beli waktu libur panjang semester 2. Saya beli karena saya liburan gak ngapa2in, mama saya nyuruh saya les bahasa inggris, saya ogah mending beli buku TOEFL saya belajar dirumah. Waktu beli saya semangat banget. Yakin kelar liburan pengetahuan dan tata bahasa inggris lebih terlihat cerdas. Namun kenyataannya, selesai dibeli saya buka bukunya. Saya takjub sama covernya yang bagus. Saya coba taro di rak buku. Ya Tuhan, indahnya buku itu kalau dipajang disana. Maka, disaat itulah saya gak pernah berfikir untuk memindahkannya. Terlalu cantik untuk di baca.


  2. Buku "Mudah melakukan percakapan bahasa Perancis sehari-hari" pengarangnya orang Perancis. Buku ini juga saya beli waktu saya lagi liburan. Lagi-lagi ibu saya nyuruh saya les bahasa asing selain bahasa inggris. Beliau ampe nanya-nanya, "kamu suka bahasa apa? nanti kita sama-sama cari tempat lesnya". Saya tahu saya gak tertarik. Dan lagi-lagi percakapan kosong yang panjang terjadi antara ibu dan anak. Si anak tidak menang begitupula ibunya. Jalan tengahnya sebuah buku lagi dibeli untuk menambah wawasan saya lengkap dengan CD nya. Selesai liburan ibu dan saya sendiri berharap bisa langsung ngobrol sama bule prancis. Tapi nyatanya, nonsense. Tapi setidaknya nasibnya masih lebih baik daripada si buku TOEFL. CD si buku perancis masih sempat saya buka di leptop, saya kopi ke hardisk, saya dengerin di MP3. Satu sampai dua jam saya masih menikmati kebingungan saya meniru bule sangau ini, tapi 3 jam kemudian saya lebih milih dengerin keti peri yang ngebet bgt liat "peacock" di playlist mp3.


  3. Buku manipulasi foto, waaaahhh buku jelas yang pake nawaytu (bahasa indonesia: niat) waktu belinya. Saya waktu SMA emang hobi banget ngoprek fotoshop, foto2 frenster saya sengaja saya ubah jadi gloomy labil najis bgt deh biar dibilang EMO (Fak abis!) (untung masa-masa frenster ibu bapak saya gak ikutan bikin juga, kalo enggak mereka pasti udah nganggep saya pengikut setan). Nah, 2 tahun berlalu, saya rindu ngedit ala ALAY SMA, soalnya udah banyak yang lupa. Maka saya beli lah buku ini. Ahhh, sayangnya, buku ini cuman ngajarin beberapa trik, sebagian udah saya ketahui dari kelas arbain rambey. Bisa dibilang saya gak baca buku ini lagi karena saya lebih pintar dari buku ini, ahahahahaha (sumpah bangga banget loh!)


  4. Nah, yang paling ujung itulah buku panduan saya mempelajari gitar. Isinya lagu-lagu Indonesia yang enggak saya kenal. Tapi yang saya suka dari buku ini, selain kort nya di gambar pake skema, di buku ini juga ada foto deskripsi posisi tangan. Bener-bener buku panduan gitar for dummies bgt deh! nahh, umur si buku ini saya gak tahu ampe berapa lama. Akankah dia menjadi buku non-formal pertama saya yang saya serap ilmunya hingga semaksimal mungkin? atau akankah dia menyesatkan saya ditengah kebingungan? saya masih belum bisa prediksi itu. Semua itu tergantung mood saya yang labilnya naudzubilah daaaaahh!


Yang pasti selain kehadiran barang baru ini, memaksa saya meluangkan waktu untuk sekedar gonjrang gonjreng kisan kunci A-D-G-C yang saya sendiri belum tahu lagu apa itu (soalnya bisanya itu doank!)

Kayak kehadiran kamera SLR 450D (namanya felix) dalam hidup saya, dia langsung menjebak saya kepada dunia fotografi yang abstrak (gak semudah esekusinya lho teman ;)) saya jadi terjebak di GFJA juga gara-gara punya kamera ini. Dan anehnya saya seneng bgt!

Ahh, semoga begitupula dengan nona Marlyn ini, semoga kehadirannya membuat saya terjebak kedalam aktifitas yang menyenangkan pula :)

Blindspot = Fear


Blind Spot atau titik buta adalah sebuah area buta didalam mata. Area ini tidak ada sel-sel indera yang dapat memberi infrmasi mengenai cahaya penglihatan pada otak. Intinya Blidspot adalah area "buta" yang terletak didalam organ untuk "melihat".


Mungkin itu juga yang lagi saya alami dengan diri saya sendiri. Saya sedang berada tepat ditengah Blindspot hidup saya. Saya merasa tidak mengenal diri saya, saya mendadak tidak tahu mau apa, tiap sel dalam hidup saya (teman, keluarga, dsb) mendadak tidak memberikan saya "rangsangan" apapun untuk saya inderakan, untuk saya rasakan.


Mungkin ini semua karena trauma yang saya alami. Trauma dengan kejadian di hari rabu lalu.


Rumah saya kemalingan. Barang yang diambil gak seberapa, tapi melihat apa yang dilakukan maling itu terhadap rumah saya jelas membuat saya trauma. KENAPA BISA SAYA SELENGAH ITU!

Pintu tralis besi yang dirobek bagian slotnya, sebuah tali menggantung dari genteng hingga lantai 2, kunci pintu rumah saya yang juga dibawa kabur. YA ALLAH, KENAPA SAYA SELENGAH ITU!

Polisi datang kerumah saya, melihat keadaan rumah saya. Mereka bilang, "kalau pelakunya bukan dari orang dalam, maka rumah ibu sebenarnya sudah diawasi dari lama oleh maling ini."

INALILAHI! KENAPA SAYA BISA TIDAK SE PEKA ITU. Kenapa saya bisa sebebal itu untuk merasakan "perhatian" dari MALING.


Semua pintu dirumah diganti semua, setiap kamar wajib dikunci setiap malam, (oh ya saya kehilangan blekberi saya dimalam naas itu), mungkin bisa dibilang lebay atau apalah, tapi ya sampai hari ini saya masih trauma akan kejadian malam itu. Mendengar derit pintu saya dibuka, melihat pintu kamar saya masih bergerak, mendengar derap langkah berlari di tangga rumah, saya masih takut. Saya takut dengan kelengahan saya sendiri. Saya takut dengan ketidakpekaan saya. Saya takut kehilangan lebih banyak hal dalam hidup saya karena ketidakpekaan saya. Saya takut.


entah pada bagian mananya dalam kejadian diatas yang membuat saya menjadi "buta". Karena ketakutan sayakah? karena traumanya kah? yang pasti semua itu bersemayam dibenak saya. Entah ketakutan yang membuat saya buta keadaan, atau kebutaan saya yang menyebabkan ketakutan.


Yang pasti saya "buta".

Saya tidak tahu apa-apa (atau memilih tidak ingin mengetahui apa-apa).

Saya sedang mengasing dari diri saya sendiri.

Saya mencoba bersembunyi dari kenyataan yang menakutkan saya.

Bermain didunia imagi saya, bersenang-senang disana, lalu tehisap jauh kedalamnya, terperangkap selamanya (semoga).

Dan kini, saya berada didaerah buta dalam hidup saya.



Haduuuhh, bahkan saya tidak tahu apa yang saya inginkan.

Apa yang bisa membuat saya kembali bersemangat dan bergairah dalam menjalani segalanya.

Saya tahu, saya bukan sedang berada di titik paling nadirnya saya, saya tidak lemah, saya tidak lelah, saya tidak kalah, saya bukan pasrah, namun lebih parah, saya tidak merasakan apapun. Saya tidak menginginkan apapun.


Mungkin expektasi yang membutakan saya.

Perencanaan dan pakem-pakem dalam hidup saya yang kini membuang diri saya ke area ini.

Mungkin...




mungkin saya hanya lelah, terlalu banyak yang harus dipikirkan tapi terlalu malas untuk berpikir sehingga memilih untuk tidak berpikir.

Kamis, 09 Desember 2010

My first fiction story

Teman, saya punya sebuah kisah.
Tentang persahabatan.
Agak sedikit membosankan sih.
Tapi, setidaknya saya sudah mencoba. eheheh.


Pada suatu hari, adak 3 orang yang sudah bersahabat sedari dulu, sudah mengenal kekurangan dan kelebihannya masing-masing.

si Bulan sangat obsesif, senang bergaul, waktu tidak pernah eksis dalam hidupnya (pagi-siang ahh persetan semuanya sama saja), selalu ingin TAMPIL terbaik.

ada lagi si Awan yang waktunya sangat terikat oleh KEHIDUPANNYA, kegiatan yang sudah dia geluti semenjak dia duduk di kelas 2 SMP, kegiatan yang membiayai kuliahnya, kegiatan yang membuat Awan dan Bulan menjadi partner yang baik dalam sebuah Band.

Satu lagi namanya si Bintang wataknya keras, pendiriannya kuat, masalah waktu ayah dan pacarlah yang mengaturnya, tidak suka bergaul dengan orang banyak, suka klasik, hobi makan makanan enak.

dan semua hal itu sudah diKETAHUI (belum tentu dimengerti) oleh mereka.

Sudah hampir 3 tahun mereka bersahabat.
Pergi bersama, bersenang-senang bersama, bercanda bersama, saling membuka rahasia, saling menjelekkan orang lain, ahhh... Indahnya Moment itu.
Sudah 3 Tahun mereka bersama.
Saling mengisi dan satu sama lain, saling mendukung satu sama lain.

Tapi apalah daya, waktu selalu menggerus kualitas persahabatan mereka.

Bulan selalu punya teman dekat baru tiap semesternya, dan tiap semesternya selalu berakhir, dan kembali ke Bintang dan Awan. Bintang dan Awan tidak pernah masalah dengan hal itu.

Berbeda dengan Bulan, Awan sangat dewasa, selain usianya lebih tua, mengajar (kegiatan yang sudah ditekuninya dari dia duduk kelas 2 SMP) membuat dia lebih dewasa dari kedua temannya. Mungkin tidak menjadikannya lebih bijak, atau lebih cerdas, tapi cukup pintar dalam mengolah emosinya.

Sedangkan Bintang, tidak ada yang lebih bisa menggambarkan dirinya selain calon ibu rumah tangga. Mungkin dia terkesan paling tidak mau repot diantara keduanya. Paling tidak punya kegiatan diantara kedua sahabatnya, tapi Bintang adalah tempat curhat terbaik didunia. Kalau dia sudah emosi, seluruh dunia adalah salah kecuali dirinya, ahahaah sungguh gadis yang sangat unik dan menarik, selalu bisa mewarnai hari kalau nongkrong bareng dengannya.

Sayangnya, sekali lagi, mereka mungkin bereteman, TERLIHAT SEPERTI BERSAHABAT BAIK. TAPI MEREKA TIDAK SALING MENGERTI.

Bulan yang sangat mudah mendapatkan teman baru, bisa dengan sangat gampang MENYEPELEKAN Awan yang sangat susah bekerja tim. MENYINDIR Awan dibalik punggungnya. Padahal, Bulan tahu betapa sibuknya Awan, betapa sulitnya Awan untuk berkompromi dengan waktu yang selama ini MEMBERINYA UANG AGAR TETAP BISA MEMBIAYAINYA KULIAH.
Bulan tahu itu, tapi Bulan tidak mengerti itu!
Yang bulan tahu, saat bekerja tim, Bulan merasakan kelelahan (sehabis mengerjakan projek kelompok) dan TIDAK SUKA KALAU ADA ANGGOTA KELOMPOK YANG TIDAK SELELAH DIA.

DIA MERAGUKAN ANGGOTA LAIN SAMA CEMASNYA -DENGAN DIRINYA DAN TEMAN-TEMAN DEKATNYA -MENGENAI TUGAS KELOMPOK YANG AKAN DIKUMPULKAN AKHIR SEMESTER NANTI.

DIA MERAGUKAN, KARENA BAIK AWAN DAN BINTANG TIDAK SELELAH DIRINYA DAN TEMAN-TEMAN DEKATNYA SAAT ITU.

Bulan kesal, Bulan marah, dia dan teman-temannya Banting tulang untuk projek itu.
Mereka kesal kenapa hanya mereka yang bisa begadang dirumah teman dekatnya untuk menyelesaikan segala tetek bengek projek itu.
BULAN KESAL, KENAPA SAHABATNYA JUSTRU TIDAK BISA SEFLEKSIBEL DIRINYA.

BULAN MARAH KENAPA HANYA DIRINYA YANG BISA BERKOMPROMI DENGAN WAKTU.

BULAN BENCI KENAPA HANYA DIA DAN TEMAN DEKATNYA YANG SEKARANG YANG BISA BERKORBAN WAKTU.

BULAN MARAH KENAPA ORANG-ORANG YANG MEMBUATNYA KESAL TIDAK SAMA SEPERTI DIRINYA.

KENAPA TEMAN-TEMANNYA BISA LEBIH MENGUTAMAKAN KEHIDUPANNYA KETIMBANG PROJEKNYA.

BULAN MERAGUKAN SAHABATNYA.

BULAN MARAH!

BULAN KECEWA!

BULAN MENGUMPAT TENTANG SAHABATNYA YANG TELAH MEMBUATNYA KESAL ITU - DIBALIK PUNGGUNG SAHABATNYA SENDIRI- DENGAN TEMAN-TEMAN DEKATNYA SEKARANG.

Awan tahu, kalau dirinya sering disindir oleh Bulan.
Dia sadar kalau dirinya selalu tidak bisa hadir tiap dia dibutuhkan dalam projek ini.
DIA TERIKAT OLEH JADWAL DAN WAKTU.
DIA TERIKAT OLEH WAKTU YANG MEMBIAYAI KULIAHNYA.
Awan sedih.
Awan juga merasa tidak enak dengan Bulan.
Awan menerima semua kekecewaan Bulan dan teman-teman.

Begitu juga Bintang.
Mungkin kesibukan tidak mengekangnya.
Tapi itulah sifat Bintang.
Mungkin dia tidak terlahir untuk menjadi manusia serba bisa. Serba flexible.
Sudah menjadi sifatnya untuk sulit bergaul dengan orang baru, dengan orang banyak.
Dalam projek itu, Bulan sebisa mungkin memeberikan pendapat, tapi suaranya selalu tenggelam oleh riuh semangat teman-teman dekat Bulan yang baru.
Bintang tidak merasa dirinya tidak didengarkan.
Berpura-pura setuju dengan pendapat orang lain bukanlah keahliannya.
Bintang pun putus asa dalam projek ini.
Disuruh hanya manut-manut dengan apa yang sudah disepakati, bukanlah keahliannya, setidaknya dia tidak terlahir untuk itu.
Dia lebih memilih menangani apa yang bisa leluasa dia kendalikan, ketimbang mengikut arus yang tidak dia inginkan.
SETIDAKNYA DIA TIDAK TERLAHIR UNTUK ITU.


Seharusnya Bulan tahu itu, dan seharusnya Bulan mengerti.
Tapi projek ini projek sangat penting.
Semua orang yang bulan kenal sama repotnya dengan dirinya.
Bisa-bisanya, 2 sahabatnya itu tidak "se-hectic" dirinya.
Bulan kecewa.
Awan dan Bintang MEMAHAMINYA.
MEREKA MENERIMA KECEWAAN BULAN.

akhir kisah.

Projek selesai.

Nilai Bulan dan teman-temannya terbaik SATU UNIVERSITAS.

Bulan bahagia.

Awan dan Bintang juga bahagia melihat temannya bahagia.

Bulan tidak pernah menyadari itu.
Yang bulan tahu, mereka tidak lelah drinya.
Mereka tidak selelah Dirinya dan teman-teman dekatnya.
Bulan merasa tidak satu paham dengan 2 orang yang pernah menjadi sahabatnya itu.
Bulan pun merencakan berbagai macam perjalanan dengan teman dekatnya diliburan akhir semester.
ANEH.
Kenapa orang ini? apakah dia melucu? yang benar saja, itu jauh dari lucu!
Dan orang ini, Ya Tuhan, tolong cabutkan pita suara dari kerongkongannya. Ada apa dengan dia, suaranya sangat mengganggu.
Bulan rindu cerita horor dari Bintang. Hanya dia setidaknya yang bisa menceritakan cerita Hantu hanya dengan memainkan rambutnya.
Dan, Oh Awan, Ya Tuhan, bermain gitar berdua, hanya bisa dilakukan oleh Bulan dan Awan.
Bulan kembali kepada Awand an Bintang.
Mereka kembali merencanakan liburan paling gila dan paling seru.
Mereka bersenang-senang.
Walaupun Awan pernah sangat sedih dengan apa yang dilakukan oleh Bulan.
Bintang kembali lagi dengan cerita horornya.
Mereka sangat gembira.
Walaupun Bulan pernah sangat kecewa dengannya.
Tapi, yang benar saja Bulan, Bintang, Awan, nama-nama itu, Tuhan saja menciptakan semuanya satu paket dengan malam. Tidaklah bulan terlihat indah jika dia dekat dengan matahari. Awan tipis selalu membuat pesona bulan Luar biasa indah di malam yang bertabur bintang.

*Pesan moral yang ingin saya coba sampaikan dari kisah fiktif ini adalahtidak ada mantan teman, bekas teman. Se-BEDA apapun kita, sekecewa apapun Anda dengan teman Anda,dan sesedih apapun teman Anda dengan Anda. Selalu terbentang jalan untuk kembali melakukan hal-hal gila bersama. Teman sejati adalah rumah untuk kita.
Semoga apa yang Anda lakukan hari ini bukanlah proses penghancuran rumah tersebut (tapi kalau memang iya, juga tidak apa-aapa, kita semua punya hak untuk bersahat dengan siapa)
Bersyukurlah, mengertilah, pahamilah, teman selalu ada untuk Anda.

:)

Selasa, 23 November 2010

its become so weird

1. Entah sejak kapan, tapi kuliahnya OJ menjadi menyenangkan bagi saya.
2. Saya suka lagu wonder girls.
3. Saya suka makan pake mayoneise (ini sih gara2 om!)
4. Saya jadi pengen banget bisa main gitar.
5. Saya ingin banget menikah sama orang yang 5-10 lebih tua dari saya.
6. Saya ingin punya suami orang korea-amerika, DJ Linkin park (nyahaha, freak!).
7. Saya ingin memelihara ular.
8. Saya ingin "dicari" bukan "mencari"
9. Saya ingin menjadi teman semua orang
10. Saya ingin berpegian dengan kendaraan umum.

KITA masih ada :)

Malam ini, merupakan malam terbaik bagi saya.
Setidaknya bagi hati saya.
Yang mungkin untuk beberapa bulan terakhir sendang resah tapi tak ingin terlihat gelisah.
Malam ini, Menyadarkan saya kalau kalian masih meng-ada-kan "kita" diantara kita.
Ahh, kalian tahu kan saya bukan orang yang se drama itu untuk mengakat semua yang ada menjadi gamblang.
Tapi yasudahlah, tho kalian masih menjadi bagian diri saya dengan menyadari "ke-kitaan" dalam diri masing-masing.
Syukurlah.
Setidaknya saya tidak akan merasa menjadi ASING lagi.
Setidaknya dalam benak saya sendiri.
Setidaknya (dengan meminjam istilah dari seorang teman) saya masih punya rumah pada diri kalian, karena kalian masih menyadari adanya "kita".
Syukurlah, tidak hanya saya yang berpikir kalau kalian adalah bagian diri saya, sahabat saya, yang tanpa kekang.
Terimakasih.
Saya menyayangi kalian.
Dengan segala keunikan kalian.
Dengan segala problema yang mungkin hanya ingin kalian sampaikan ke orang selain saya.
Saya tahu, dan pahami itu.
Terimakasih.
:)

Jumat, 22 Oktober 2010

confusing "term"

akhir-akhir ini saya lagi jadi pemikir banget deh!
lebih banyak merenungkan segala hal yang terjadi, mencoba mencari keterkaitan dan blablabla yang ujung-ujungnya menjebak otak kecil saya kedalam sebuah kelinglungan akut.
*halah*

oh ya, akhir-akhir ini mata, telinga saya lagi ramah mendengar sebuah kata yang mungkin secara definisi banyak yang sudah tau tapi mungkin sedikit yang memahami. Yaitu kata "Lesbian". Yak, semenjak Q film digelar di goethe institute istilah LGBT mencuat dan muncrat keseluruh penjuru negeri ini (ya, seluruh negeri, kalo Anda ada di negeri ini tapi gak merasakan muncratan istilah ini, ya berarti salahnya di Anda).
Intinya, tulisan saya ini berangkat dari sebuah pertanyaan sederhana (dari otak tolol saya yang complicated) "being lesbian? kok bisa?"mxd saya kenapa menyoroti kaum lesbian, karena saya tahu bagaimana keintiman tercipta saat pasangan gay berhubungan, tapi kaum lesbian? mxd saya, you know! i'm just lil bit confuse about this. dan ke kepoan saya membawa saya kesebuah situs-situs yang membahas hal ini. Dan membaca tentang kesaksian beberapa orang yang mengaku sebagai lesbian, bagaimana mereka tahu kalau diri mereka adalah seorang lesbian, berikut ceritanya:

I'm 12, and I realized I was bisexual when I was in 5th grade. I didn't really notice until I realized every day I'd watch this particular 6th grader that I kind of knew. I started being friends with her, and we had a lot of fun together.

We talked on Skype all the time, and I thought things couldn't get better until the summer between 5-6 grade. She really liked this boy named Lionel, and it kind of annoyed me how she talked about him all the time. But I knew that since she liked him, all I could do was be her friend.

We were well on our way to being best friends
, but I accidentally told her about myself, and for a time she didn't talk to me. I got really depressed and stuff, and I didn't care anymore if people found out about me. I told another 2 friends of mine, who tried to help me. Maybe they would've actually got her to talk to me again, except I ruined everything by being hateful towards her. I haven't talked to her since, but I still see her around.

Since I realized about myself, I've liked a lot of girls, but of course none of them know. I haven't tried being good friends with any of them, mostly because after losing her I've been really cautious. Not that it helps, a lot more people know about me now. But I don't really care, because as my reputation of being unmovable and unapproachable, no one tends to walk up to me and ask if it's true. Now I'm in 6th grade, and shortly after I lost the first girl I liked, I cut connections with all the older age group. I couldn't talk to any of them because 1.) They know about me and 2.) every time I talk to them, the memories of pain and loss and the feeling of messing up when I was so close to happiness comes back, because all of it's like a web, when one thing leads to another, and all things lead back to her.


oke, itu cerita yang saya kutip dari sebuah website lesbian. (you can google it if you want some more confession). Intinya, saya masih tidak mengerti mengapa mereka bisa begitu sangat yakin kalau dirinya adalah lesbian. biar saya jabarkan:

  1. "I didn't really notice until I realized every day I'd watch this particular 6th grader that I kind of knew. I started being friends with her, and we had a lot of fun together." --> bukankah di usia segitu kita memang lebih senang bermain dan menghabiskan waktu dengan teman perempuan kita ketimbang dengan anak laki-laki. Say pribadi waktu SD juga memiliki beberapa teman perempuan, we kinda clique doing everything together and that feels so right!
  2. "We talked on Skype all the time" --> well, sampe hari ini, masih banyak kok temen-temen saya yang sesama perempuan berbicang di skype setiap waktu padahal di kampus juga ketemu and i (positive-ly) think they are (still) straight! (hope so! *fingercross)
  3. "But I knew that since she liked him, all I could do was be her friend." well, gini deh secara psikologis (yahh, psikologis menurut Gitsy aja lah yaa booo) kalo kita udah berteman akrab banget pasti kita punya keterikatan yang kuat donk sama temen kita itu? (ya kan?) apalagi kalo itu udah lama dan emang udah klik abis, nah, disaat teman kita itu memiliki pasangan atau punya gebetan, ada 2 reaksi (yang menurut saya sangat amat straight), yaitu: 1) kita ikutan seneng 2)BT karena jadi ada beberapa ritual menyenangkan yang biasanya dilakuin bareng menjadi barang langka dalam pertemanan kita. misalnya, kita jadi jarang have fun bareng tapi ke-BT-an kita itu gak ada kaitannya dengan sexual thingy. Just feel bad, kesel! kayak, "How come you watch those movie without meeeeeee? you know that i'm friendless without you" tanpa merasa ada keterlibatan sexual things ataupun perasaan cemburu membabi buta. mxd saya begini, terkadang kita suka ngerasa kesal dengan hal seperti itu sehingga kita mengatakan "how could you" tanpa harus menangis meraung-raung kayak baru ditinggal pacar. just a simple "how could you" (ahh, hard to explain), pokoknya gitu deh!

oke, inti dari tulisan ini adalah kebingungan dan keheranan saya mengapa orang bisa merasa dirinya seorang "lesbian"? Lalu apa bedanya "lesbian" dengan persahabatan atau hubungan pertemanan dengan sesama wanita? karena faktanya banyak teman saya yang melakukan apa yang "lesbian". Lalu mengapa mereka bisa mendeclair "Im a Lesbian". maksud saya, bukankah hubungan pertemanan antar wanita yang rumit membuat pengertian akan lesbian (menurut saya) menjadi bias.

Tapi yasudahlah yaa, jangan terlalu dianggap serius tulisan saya ini. Toh! pertanyaan semacam keluar dengan sangat random dari otak saya yang random! Tapi apapun itu, saya sangat menghargai kaum LGBT, dan saya juga meyakini kalau kecenderungan orang untuk menjadi LGBT bukan karena faktor pergaulan (kalaupun ada, saya rasa kecil kemungkinannya) apalagi karena mau-mau-an si pribadi manusianya. Saya meyakini kalau LGBT ada karena DNA nya sudah begitu, kalau kata orang-orang beragama "sudah takdirnya".

Senin, 06 September 2010

Lets Meet Joe and Chloe

Kedua orang ini sudah menjadi wallpaper smartphone saya selama 2 bulan. Kebetulan mereka berdua tercipta oleh tangan kanan saya yang iseng nyoret-nyoret kertas waktu lagi nunggu murid SMA untuk workshop videografi di UMN.

Mungkin banyak yang enggak tahu, dan emang belum pernah saya ceritakan tentang mereka berdua.

Disebelah kiri, seorang pria berkumis dengan rambut gondrong berkalung bernama Joe. Joe adalah seseorang yang liberalis, seorang apatis, dn juga kolektivist yang kebetulan kina masih dalam keadaan atheist. Berbeda dengan chloe seorang perempuan muda yang sedang giat mejadi apa yang dia inginkan, dia adalah seseorang yang visioner, sedikit angkuh tapi sangat populer, tapi hidupnya tak kalah sekuler Joe.

Digambar ini memperlihatkan 2 karakter yang secara kasat mata berbeda, namun sebenarnya ada kebencian dan rasa dengki di hati mereka. Bukan karena mereka tidak cocok. Bukan karena mereka berbeda. Justru sebaliknya. Penyebab perselisihan antara dua karakter ini adalah kemiripan sifat yag amat sangat dalam diri mereka. Mereka berdua sama-sama egois, mereka berdua sama-sama keras kepala, walaupun mereka berdua sama-sama cerdas, tapi justru kemiripan "sama-sama cerdas"nya itulah yang membuat mereka sangat berbeda.

Tapi jauh dilubuk hati paling dalam Joe sangat menyayangi Chloe. Begitupula Chloe yang tidak mungkin lepas dari Joe. Dalam diam mereka saling mengasihi. Dalam sunyi mereka saling mencintai. Dalam tidurnya mereka saling menjaga.Satu sama lain. Bersama. Selamanya. Dalam segala ke-terlalu-an-yang sama.


Love is a choice you make from moment to moment.

- Barbara De Angelis

Selasa, 10 Agustus 2010

Marhaban ya Ramadhan

Ramadan is here
by Ahmed

Ramadan is here, its here!
Ramadan oh so dear, so dear

During this month we must fast
Opportunity for our good deeds to amass*
(Mengumpulkan kebaikan)

From food and drink we abstain
Satan this month is put on a chain

Wake late in the night for Tahajjud
Pray like you really truly should

Duas at this early hour readily accepted
Almighty Allah hears all, the Most Elevated

Then eat your delicious sehri food
Throughout the day don’t be in a mood

Muslims fast all over worldwide
Rewards in this month multiplied

Your eyes will soon open up wide
Looking at all those samosas fried

But don’t just anxiously await the iftaar* (waktu berbuka)
Make dua, ask to be kept from sins afar

Recite the Holy Qur’an much
Each and every sunnah try to clutch

Make good speech your norm
Extra Nafl salaah* (shalat-urdu) do perform

Having kept your fast during the day
At night Taraweeh stand and pray

Practise the beautiful way of our Prophet*
And for eternity hereafter increase your profit!
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Nb. Saya memohon maaf lahir batin juika dalam penulisan blog ada kata yang menyinggung hati, melukai perasaan, semoga di ramadhan tahun ini kita semua mendapatkan Berkah dari Yang Maha Kuasa, Allah SWT

Minggu, 20 Juni 2010

Tentang Ayah

Hari ini saya seperti kebiasaan saya selalu membuka timeline twitter saya. Dan, entah datangnya dari mana, timeline saya penuh dengan topic "Tentang Ayah".
Mengharukan, menyentuh, dan membingungkan (khusus buat saya). Karena, saya mencoba ikut menuliskan hal-hal yang berkaitan tentang ayah saya. Dan, WOW saya tidak pernah tahu kalau saya sangat begitu tahu ayah saya.
Walaupun tidak semuanya masuk ke twitter kira-kira begini yang saya tuliskan:

1. #tentangayah kita tidak pernah akur! entah karena kita terlalu BEDA atau kita yang terlalu SAMA!

2.#tentangayah you never allow me to know you more than you know me.

3.#tentangayah sayakah yang tidak mengenal Anda? Atau Anda kah yang terlalu mengenal saya? Selalu sulit untuk berkomunikasi dengan Anda.

4.#tentangayah orang yang membuat saya belajar untuk tidak tergantung dengan orang lain, seperti saya yang tidak pernah bisa tergantung dengan Anda. Jangan tersinggung, karena saya rasa itu bagus untuk kemandirian saya! Terimakasih.

5.#tentangayah saya tidak membenci Anda, tidak pula mencintai Anda. Saya menghormati dan menghargai Anda, karena Anda mengajarkan saya untuk itu.

6.#tentangayah mungkin saya terkadang membenci, bukan karena sifat atau sikap Anda terhadap saya! Tapi semua hal yang menyebalkan dari Anda mengingatkan saya pada diri saya sendiri. Anda adalah "wake up call" untuk saya.

7.#tentangayah saya mencintai Anda, sugguh!

yahh, begitulah Anda dimata saya Ayah! Hubungan yang rumit dan agak sulit. Tapi tidak pernah bisa menghalangi rasa sayang saya kepada Anda. Mungkin tidak terujar dengan wajar, tetutur dengan jujur, kau adalah bagian dari diri saya (baik secara biologis dan psikologis) dan saya sangat mencintai Anda. Anda mengajarkan saya untuk mencintai dengan cara yang berbeda.
Terimakasih Ayah!

Selasa, 25 Mei 2010

Gaze #1

Dunia saya hampa dan penuh keraguan

Membuat saya merasa resah tak karuan

Walaupun saya hidup didunia yang tak berperasaan

Dunia saya hampa dan penuh keraguan

Membuat saya selalu gugup dan diacuhkan

Walaupun saya hidup di tengah impian

Dunia saya hampa dan penuh keraguan

Jauh dari kebencian,

tetapi tidak pula dekat dengan kebahagiaan

Semuanya berjalan dengan damai dan stagnan

Mungkin diluar sana begitu banyak kematian akibat peperangan

Tapi tidak dengan dunia saya yang dimana kehidupan berkabut asap pencitraaan

Dunia kecil saya,

Dunia yang penuh kehampaan dan penuh keraguan.