Teman, saya punya sebuah kisah.
Tentang persahabatan.
Agak sedikit membosankan sih.
Tapi, setidaknya saya sudah mencoba. eheheh.
Pada suatu hari, adak 3 orang yang sudah bersahabat sedari dulu, sudah mengenal kekurangan dan kelebihannya masing-masing.
si Bulan sangat obsesif, senang bergaul, waktu tidak pernah eksis dalam hidupnya (pagi-siang ahh persetan semuanya sama saja), selalu ingin TAMPIL terbaik.
ada lagi si Awan yang waktunya sangat terikat oleh KEHIDUPANNYA, kegiatan yang sudah dia geluti semenjak dia duduk di kelas 2 SMP, kegiatan yang membiayai kuliahnya, kegiatan yang membuat Awan dan Bulan menjadi partner yang baik dalam sebuah Band.
Satu lagi namanya si Bintang wataknya keras, pendiriannya kuat, masalah waktu ayah dan pacarlah yang mengaturnya, tidak suka bergaul dengan orang banyak, suka klasik, hobi makan makanan enak.
dan semua hal itu sudah diKETAHUI (belum tentu dimengerti) oleh mereka.
Sudah hampir 3 tahun mereka bersahabat.
Pergi bersama, bersenang-senang bersama, bercanda bersama, saling membuka rahasia, saling menjelekkan orang lain, ahhh... Indahnya Moment itu.
Sudah 3 Tahun mereka bersama.
Saling mengisi dan satu sama lain, saling mendukung satu sama lain.
Tapi apalah daya, waktu selalu menggerus kualitas persahabatan mereka.
Bulan selalu punya teman dekat baru tiap semesternya, dan tiap semesternya selalu berakhir, dan kembali ke Bintang dan Awan. Bintang dan Awan tidak pernah masalah dengan hal itu.
Berbeda dengan Bulan, Awan sangat dewasa, selain usianya lebih tua, mengajar (kegiatan yang sudah ditekuninya dari dia duduk kelas 2 SMP) membuat dia lebih dewasa dari kedua temannya. Mungkin tidak menjadikannya lebih bijak, atau lebih cerdas, tapi cukup pintar dalam mengolah emosinya.
Sedangkan Bintang, tidak ada yang lebih bisa menggambarkan dirinya selain calon ibu rumah tangga. Mungkin dia terkesan paling tidak mau repot diantara keduanya. Paling tidak punya kegiatan diantara kedua sahabatnya, tapi Bintang adalah tempat curhat terbaik didunia. Kalau dia sudah emosi, seluruh dunia adalah salah kecuali dirinya, ahahaah sungguh gadis yang sangat unik dan menarik, selalu bisa mewarnai hari kalau nongkrong bareng dengannya.
Sayangnya, sekali lagi, mereka mungkin bereteman, TERLIHAT SEPERTI BERSAHABAT BAIK. TAPI MEREKA TIDAK SALING MENGERTI.
Bulan yang sangat mudah mendapatkan teman baru, bisa dengan sangat gampang MENYEPELEKAN Awan yang sangat susah bekerja tim. MENYINDIR Awan dibalik punggungnya. Padahal, Bulan tahu betapa sibuknya Awan, betapa sulitnya Awan untuk berkompromi dengan waktu yang selama ini MEMBERINYA UANG AGAR TETAP BISA MEMBIAYAINYA KULIAH.
Bulan tahu itu, tapi Bulan tidak mengerti itu!
Yang bulan tahu, saat bekerja tim, Bulan merasakan kelelahan (sehabis mengerjakan projek kelompok) dan TIDAK SUKA KALAU ADA ANGGOTA KELOMPOK YANG TIDAK SELELAH DIA.
DIA MERAGUKAN ANGGOTA LAIN SAMA CEMASNYA -DENGAN DIRINYA DAN TEMAN-TEMAN DEKATNYA -MENGENAI TUGAS KELOMPOK YANG AKAN DIKUMPULKAN AKHIR SEMESTER NANTI.
DIA MERAGUKAN, KARENA BAIK AWAN DAN BINTANG TIDAK SELELAH DIRINYA DAN TEMAN-TEMAN DEKATNYA SAAT ITU.
Bulan kesal, Bulan marah, dia dan teman-temannya Banting tulang untuk projek itu.
Mereka kesal kenapa hanya mereka yang bisa begadang dirumah teman dekatnya untuk menyelesaikan segala tetek bengek projek itu.
BULAN KESAL, KENAPA SAHABATNYA JUSTRU TIDAK BISA SEFLEKSIBEL DIRINYA.
BULAN MARAH KENAPA HANYA DIRINYA YANG BISA BERKOMPROMI DENGAN WAKTU.
BULAN BENCI KENAPA HANYA DIA DAN TEMAN DEKATNYA YANG SEKARANG YANG BISA BERKORBAN WAKTU.
BULAN MARAH KENAPA ORANG-ORANG YANG MEMBUATNYA KESAL TIDAK SAMA SEPERTI DIRINYA.
KENAPA TEMAN-TEMANNYA BISA LEBIH MENGUTAMAKAN KEHIDUPANNYA KETIMBANG PROJEKNYA.
BULAN MERAGUKAN SAHABATNYA.
BULAN MARAH!
BULAN KECEWA!
BULAN MENGUMPAT TENTANG SAHABATNYA YANG TELAH MEMBUATNYA KESAL ITU - DIBALIK PUNGGUNG SAHABATNYA SENDIRI- DENGAN TEMAN-TEMAN DEKATNYA SEKARANG.
Awan tahu, kalau dirinya sering disindir oleh Bulan.
Dia sadar kalau dirinya selalu tidak bisa hadir tiap dia dibutuhkan dalam projek ini.
DIA TERIKAT OLEH JADWAL DAN WAKTU.
DIA TERIKAT OLEH WAKTU YANG MEMBIAYAI KULIAHNYA.
Awan sedih.
Awan juga merasa tidak enak dengan Bulan.
Awan menerima semua kekecewaan Bulan dan teman-teman.
Begitu juga Bintang.
Mungkin kesibukan tidak mengekangnya.
Tapi itulah sifat Bintang.
Mungkin dia tidak terlahir untuk menjadi manusia serba bisa. Serba flexible.
Sudah menjadi sifatnya untuk sulit bergaul dengan orang baru, dengan orang banyak.
Dalam projek itu, Bulan sebisa mungkin memeberikan pendapat, tapi suaranya selalu tenggelam oleh riuh semangat teman-teman dekat Bulan yang baru.
Bintang tidak merasa dirinya tidak didengarkan.
Berpura-pura setuju dengan pendapat orang lain bukanlah keahliannya.
Bintang pun putus asa dalam projek ini.
Disuruh hanya manut-manut dengan apa yang sudah disepakati, bukanlah keahliannya, setidaknya dia tidak terlahir untuk itu.
Dia lebih memilih menangani apa yang bisa leluasa dia kendalikan, ketimbang mengikut arus yang tidak dia inginkan.
SETIDAKNYA DIA TIDAK TERLAHIR UNTUK ITU.
Seharusnya Bulan tahu itu, dan seharusnya Bulan mengerti.
Tapi projek ini projek sangat penting.
Semua orang yang bulan kenal sama repotnya dengan dirinya.
Bisa-bisanya, 2 sahabatnya itu tidak "se-hectic" dirinya.
Bulan kecewa.
Awan dan Bintang MEMAHAMINYA.
MEREKA MENERIMA KECEWAAN BULAN.
akhir kisah.
Projek selesai.
Nilai Bulan dan teman-temannya terbaik SATU UNIVERSITAS.
Bulan bahagia.
Awan dan Bintang juga bahagia melihat temannya bahagia.
Bulan tidak pernah menyadari itu.
Yang bulan tahu, mereka tidak lelah drinya.
Mereka tidak selelah Dirinya dan teman-teman dekatnya.
Bulan merasa tidak satu paham dengan 2 orang yang pernah menjadi sahabatnya itu.
Bulan pun merencakan berbagai macam perjalanan dengan teman dekatnya diliburan akhir semester.
ANEH.
Kenapa orang ini? apakah dia melucu? yang benar saja, itu jauh dari lucu!
Dan orang ini, Ya Tuhan, tolong cabutkan pita suara dari kerongkongannya. Ada apa dengan dia, suaranya sangat mengganggu.
Bulan rindu cerita horor dari Bintang. Hanya dia setidaknya yang bisa menceritakan cerita Hantu hanya dengan memainkan rambutnya.
Dan, Oh Awan, Ya Tuhan, bermain gitar berdua, hanya bisa dilakukan oleh Bulan dan Awan.
Bulan kembali kepada Awand an Bintang.
Mereka kembali merencanakan liburan paling gila dan paling seru.
Mereka bersenang-senang.
Walaupun Awan pernah sangat sedih dengan apa yang dilakukan oleh Bulan.
Bintang kembali lagi dengan cerita horornya.
Mereka sangat gembira.
Walaupun Bulan pernah sangat kecewa dengannya.
Tapi, yang benar saja Bulan, Bintang, Awan, nama-nama itu, Tuhan saja menciptakan semuanya satu paket dengan malam. Tidaklah bulan terlihat indah jika dia dekat dengan matahari. Awan tipis selalu membuat pesona bulan Luar biasa indah di malam yang bertabur bintang.
*Pesan moral yang ingin saya coba sampaikan dari kisah fiktif ini adalahtidak ada mantan teman, bekas teman. Se-BEDA apapun kita, sekecewa apapun Anda dengan teman Anda,dan sesedih apapun teman Anda dengan Anda. Selalu terbentang jalan untuk kembali melakukan hal-hal gila bersama. Teman sejati adalah rumah untuk kita.
Semoga apa yang Anda lakukan hari ini bukanlah proses penghancuran rumah tersebut (tapi kalau memang iya, juga tidak apa-aapa, kita semua punya hak untuk bersahat dengan siapa)
Bersyukurlah, mengertilah, pahamilah, teman selalu ada untuk Anda.
:)
Ya Tuhan, tulisan saya Absurd banget ya!
BalasHapus