Sebelumnya ini merupakan tulisan yang bertujuan untuk kepentingan tugas Komunikasi Antar Budaya. Tapi entah kenapa sepertinya cocok untuk nongol di Blog saya yang kacrut ini. yaaa..untuk lebih mengenal siapa sipemelik bloggoblog ini. hehe
AKU DAN BUDAYAKU
Komunikasi Antar Budaya mengantarkan kita kepada suatu perkenalan diri kita dengan budaya kita. Tidak hanya itu, budaya juga mengajak kita mengenal lebih dalam siapakah diri kita. Karena dengan mengetahuinya, kita akan memahami sifat-sifat alamiah dan sifat-sifat ang mungkin diturunkan dari budaya kita. Berikut adalah pemaparan budaya yang selama ini menempel pada diri saya.
Pertama-tama saya akan memperkenalkan diri saya. Nama Saya GitaAdinda. Anak Pertama dari 2 bersaudara. Saya mempunyai seorang adik laki-laki yang bernama Hanifan Awanda. Saya dan adik saya berbeda usia 6 tahun.
Saya lahir sebagai Muslim. Karena orang tua saya Muslim dan saya sudah dididik di instansi pendidikan Muslim dari TK hingga SMP (cukup lama untuk membuat saya mengenal dan yakin dengan agama yang saya anut). Pada waktu saya SMA, saya ingin bersekolah di sekolah Negeri, maka waktu SMA saya, saya habiskan di SMA Negeri 2 Tangerang. Entah karena otak saya hanya mampu sampai SMA saja di Negeri, atau memang secara alamiah saya memang tertakdir menjadi “bocah swasta”, saya tidak mampu menembus PTN yang pada saat itu sangat saya impikan (FISIP UI, Ilmu Komunikasi UI). Tapi, untungnya kegagalan saya masuk PTN membawa saya ke UMN ( merupakan satu-satunya Universitas Swasta yang saya ikuti tes pendaftarannya, karena sangking yakinnya masuk PTN).
Patut saya akui, semenjak masuk kedunia perkuliahan membaca buku adalah kegiatan favorite saya setelah browsing internet dan menonton televisi. Jangan, salah paham dulu, saya bukanlah heavy viewer seperti yang dipaparakan oleh George Gebner dalam Cutivation Theory yang memiliki waktu menonton lebih dari 4 jam sehari. Saya termasuk orang yang memilah-milah acara televisi yang saya tonton. Acara favorite saya tentu saja berita, berita current issue dan berita-berita politik apalagi. Dan juga acara televisi yang mengangkat sisi kemanusiaan dari sebuah kejadian seperti Oprah Show, Kick Andy, dan Mata Najwa juga menjadi acara favorite saya. Yah, tidak mau munafik saya juga penggemar acara televisi, Opera Van java, heheh.
Berbeda halnya dengan membaca buku, saya adalah pembaca segala jenis macam buku bacaan. Dari novel karangan Raditya Dika (yang ringan, lucu, dan nyeleneh) sampai Paulo Coelho (yang berat, romantic, dan realistis). Banyak novel yang saya baca, beberapa saya suka, dan selebihnya saya lupa (ini serius). Pelupa sudah menjadi penyakit saya dari dulu. Dan, tidak jarang ini mengundang orang-orang disekitar saya me-labelling saya dengan istilah lemot, bahkan yang lebih sadisnya lagi Kopong. Tapi, sebenarnya itu tidak menyinggung hati saya, malah saya lebih concern untuk memperbaiki kelemahan saya ini. Beberapa teman saya bahkan pernah ada yang mengkhawatirkan ke-pikunan saya sebagai tanda awal Alzheimer, tapi ada yang bilang juga kalau saya hanya kurang berkonsentrasi. Apapun itu, saya setiap harinya selalu berusaha untuk lebih baik lagi.
Oh ya, saya juga suka menggambar, tidak di buku gambar atau dikanvas, tapi di kulit tangan (mengapa harus tangan? karena agak susah untuk menulis di kulit kaki apalagi dikulit ketiak, heheheh).Dan anehnya, gambar saya itu hanya bagus kalau digambar di tangan, mendadak jadi tidak bagus kalau saya gambar di kertas. Apakah ini artinya saya berbakat menjadi tattoo artist? tapi tattoo itukan haram di agama saya! Ya Allah mengapa Engkau memberikan saya bakat yang diharamkan. Kalau saya merasa bosan sedikit saya langsung melukis tangan saya dengan gambar-gambaran saya. Maka dari itu, tingkat kebosanan sebuah kuliah bisa dilihat dari seberapa banyak gambar yang tergambar ditangan saya. Alhamdulilah selama dikuliah Bapak, tangan saya selalu bersih, tanpa noda gambar-gambar absurd.
Begitulah kira-kira isinya. ehhehe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar