Rabu, 27 Juli 2011
Mafia yang dilegalkan
Buat yang berdomisili di Indonesia, pasti kalian udah gak heran donk sama wajah ini. Hampir sebulan berita nasional kita dipenuhi dengan drama Nazaruddin dan partainya.
Hebatnya beberapa orang seperti tercengang dan terkaget-kaget mengetahui berita tersebut. Maksudnya, aksi sogok menyogok dan suap menyuap itu kayaknya hal paling lumrah deh terjadi di negara ini.
Setiap pagi, saya selalu lewat jalan utama sudirman (dari arah HI) Polisi berhamburan dijalan. menilang sana- sini. Beberapa pikiran pengendara pasti akan terbesit "ahh, cari makan ni polisi" atau "nyari uang THR nih polisi" Kenapa orang berpikir seperti itu?
Karena masyarakat kita terbiasa untuk "menyogok" polisi lalu lintas agar bisa terbebas dari kesalahannya. Dan Polantas kita terbiasa menerima sogokan dari pengendara kendaraan bermotor yang salah. Dan hal itu bukan sesuatu yang baru kok bagi para pengguna jalan raya, terutama di Jakarta.
Saya pernah melihat kaos yang bertuliskan "SIM ada, STNK punya, tapi duit gak ada pak polisi". Tentu saja kalimat tersebut hanya guyonan kreatif dari pembuatnya, tapi bukankah guyonan tersebut mencerminkan kebiasaan yang sudah membudaya di kehidupan kita?
Itu baru yang ada dijalanan, yang dimana tiap prosesinya bisa dilihat oleh mata telanjang masyarakat kita. Sekarang, ada nama Nazaruddin, ada nama Anas Urbaningrum, ada nama Partai Demokrat, ada wisma atlet, dan ada kontraktor serakah, kenapa hal "sekotor" itu tidak mungkin terjadi.
Negara ini sudah lama dikuasai oleh politik uang. Setiap projek negara sekecil apapun, pasti ada uang dengan jumlah yang besar diglontorkan dari dana APBN. Saya rasa itu bukan lagi rahasia. Toh 32 tahun pemerintahan Soeharto, politik negara kita sudah di didik seperti itu. Menyakitkan memang, tapi jangan terlalu munafik lah, apalagi sebagai pemimpin partai bersikap seolah-olah baru mengetahui money politic di negara ini. *cih, menyangkal seperti orang benar, menolak seperti orang religius, apa dia gak tau kalo semua orang bersalah yang tidak mau disalahkan selalu melakukan itu*
MAFIA MACAM ITU KAN ADA DIMANA SAJA? INI DIEXPOS KARENA PELAKUNYA ADALAH ORANG-ORANG PARTAI PEMIMPIN SAJA. SEMUA ORANG JUGA BISA MELAKUKAN ITU.
Betul. Itu betul. Mafia-mafia ini memang bisa dimana saja dan bisa terjadi kesiapa saja. Pengusaha club malam. Pengusaha tempat prostitusi. Pengusaha Hotel yang didalamnya berisikan tindakan prostitusi (saya gak nyebutin merek ya.. yaa tapi tau lah tempat apa yg saya mxd.. yg deket-deket ancol itu.. ups) semua bisa terjadi. Mafia seperti itu bisa ada dimana saja. Tapi mafia yang sedang saya bicarakan ini adalah mafia yang dilegalkan. Mafia yang secara konstitusional pemimpin kita. Mafia yang secara kasar boleh saya katakan "yang dibayar untuk bertindak korup"
Ya mereka ada, ya mereka eksis, dan disaat ini tolong sama-sama bersikap dan bertindak dan berpikir untuk bisa memperbaikinya untuk bisa mencapai yang terbaiknya, bukan dengan sangat egois menyangkalnya dan bersokap sok religius. Oh please, don't bring your God into your (fake) gut.
Itu baru yang dijalanan. Yang masyarakat umum bisa dengan mata telanjang melihat prosesi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar