Rabu, 27 Maret 2013

SELF UPDATED

So many things to share, too lazy to open this account and share it.

-So, it's almost a month that i officially unemployed (not so good) and i've been had almost ten or eleven job interview and one Skype interview.

-Skype interview its really not my style. I feel exhausted, stupid, and pissed after all.

-Dan Brown makes typo in Deception Point. Instead of Outside he wrote it Otisde (217, Dan Brown, Deception Point) it proved that you don't need to be greatest editor for being the best writer. He-he-he.

- No mater how hard i tried, i will always have "utang puasa"

- I'm officially became one of those people, people that download tv series from websites.

-I was made super delicious (but ugly look) baked potatoes yesterday, will share it as soon as possible.

-I am addicted to cupcakes wars.

-My preparation for my post graduate program test is nearly zero.

-Shoulda woulda coulda go to Bali this year! huff huff huff


Selasa, 19 Maret 2013

CRAZY FOR SHELL

I am a keeper,
especially for something unusual,
and few years back than have a pretty white shell were little bit unusual for me,
not only one, but i got dozen.. i think...
si, now, since i got a time of my life to thinking about "what will i do with this shell" so here they are... my unemployed mind come out and play..










And that's all...
no...
not really...
i made one more thing and i really love to show up (yeas, i'm showing up!)


udah gitu aja! he-he-he

Kamis, 14 Maret 2013

FUNKY TIME

Saat lelah menonton hampir semua serial TV favorit saya, Friends, How I Met You Mother, The Big Bang Theory (if people can be define by what they watch, i'll be overwhelmed if those three legendary sitcom define me)  saya pun mulai mencari kegiatan baru (kegiatan yang bisa membuat saya waras).
Dan saat jalan-jalan dadakan ke Bogor waktu kemarin, saya menemukan sebuah toko yang bernama "Rumah Mote" di pasar Anyar Bogor (ya, Pasar Anyar jadi salah satu tujuan kita karena deket sama kebun raya dan jajanan di sekitar Regina Pacis banyak yang enak dan murah, hehehe).

Dan mendadak sayapun langsung kebanjiran "BM" (banyak maunya.. apa sih kalimatnya enggak nyambung).
Dan kali ini dengan longgarnya waktu yang saya punya saya kali ini akan mamerin lewat foto-foto.



  what you have to prepare:

1) as a professional procrastinator like me, you should have motivation to do something worth!
2) these items

Now pay attention with this clear-non absurd-useful direction:

and after "the hard work" this is me.. with my funky-new-sunglasses *yeay me*



i choose only ""Beadles-up" top of sunglasses.. but you can really choose to make your sunglasses a lot more likes Rihanna

Dan seperti yang saya jelas di atas, saya lagi punya waktu dan bahan yang saya beli di "Rumah Mote" enggak sedikit, seenggaknya saya juga sukses bikin charmbarcelet


Dan waktu saya ke main-main ke pantai beberapa tahun yang lalu saya sempat membawa pulang banyak kerang bagus (entah Pangandaran, UjungGenteng, pokoknya itu lah) dan dengan bantuan hot glue gun saya hari ini ubah mereka jadi....

I know, i'm awesome...
haha

Jumat, 08 Maret 2013

Offended by The Truth



Semenjak kontrak kerja saya selesai tertanggal 1 Maret 2013 lalu, saya sekarang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah sambil menikmati acara di TV Kabel yang udah mama saya pasang enam bulan yang lalu.

Dan setelah 5 hari jadi pengangguran, saya sekarang jadi punya beberapa serial favorit seperti Castle, Bones (love Dr. Temperrence), Ben and Kate, dan Cleveland Show (jauh lebih lucu dari Family Guy). Tapi yang ternyata saya baru tahu setiap hari Rabu sampai Jumat di sony entertainment ada serial drama yang memengaruhi saya dan obsesi saya dengan New York City, Sex and The City. 

Sebenernya saya baru kenal Carrie, Miranda, Charlotte, dan Samantha juga pas kuliah sih dan saya enggak pernah ngikutin serialnya. Cuman dua filmnya aja yang sempat heboh dimana-mana. But, thanks to Groovia saya bisa menonton beberapa episode sebelumnya, bisa dicepetin pula kalau udah iklan. Intinya 5 hari saya jadi pengangguran saya jadi banyak nonton Sex and The City. Dan dari situ saya jadi banyak refleksi diri.

Kayak SATC Season 4 yang baru saya tonton kali ini. Di episode ini ke empat sahabat new yorker ini mengupas tuntas soal soulmate. Bagi ke empat lajang ini, awalnya, enggak masalah enggak punya soulmate, Miranda juga sering membuat jokes setiap ada teman-temannya menanyakan soal siapa pasangannya.

"So, is there someone special Miranda?"| "No, there is no special guy, i just interested in non-special guy. Seriously if you have a friend is not special, ask him to call me. Because i'm not looking for anything special at all" 

Jawaban Miranda jelas diikuti gelak tawa oleh temannya yang bertanya. Ketidakpedulian Miranda terhadap someone who might be special atau di episode ini menyebutnya dengan istilah soulmate, memperlihatkan kalau enggak semua orang peduli apa dan kapan mereka ketemu jodoh mereka. If there isn't any, it's fine. Awalnya begitu. Singkat cerita, episode ini diakhir dengan pernyataan Carrie "as much as i don't care about soulmate, somehow i feel it must be good if there is someone who always be there for you, no matter what"

Cerita ini, selain membeberkan fakta kalau 35 tahun hidup di kota se-exciting New York ternyata masih bisa bikin kita insecure soal pendamping, tapi juga menceritakan betapa gampangnya orang menceritakan "pahitnya kebenaran" yang ada  di diri mereka dengan mengubahnya jadi suatu bullshit jokes.

"yaelah, gw emang masih pengen nganggur kali"
"kantor gw bilang mau naikin gaji gw setelah 3 bulan kerja, tapi yaudahlah kerjaan gw asik kok,"
"yang penting cari pengalaman dulu kali"
"yaudah masih banyak lah yang kayak dia"
"we still young"

Dan biasanya semua kata-kata ini diikuti dengan bentuk ketawa aneh yang terkesan dipaksakan. Saya biasanya menyebutnya dengan "Offended by The Truth"-moment.

Kalau dari yang saya sering lihat dan saya alami sendiri, saya rasa sih enggak masalah kalau kita merasa enggak nyaman menceritakan kenyataan buruk yang baru aja menimpa kita, mungkin itu pahit untuk diutarakan, tapi dari pengalaman saya beberapa hari ini seburuk apapun masalah kita, orang lain punya pasti punya "Offenede by The Truth"-moment nya sendiri. Orang lain pasti punya cerita yang bikin dia ngerasa harus mengubah ceritanya dengan nada ceria dan diakhiri dengan gelak tawa asing.

Kalau dari serial Bones yang saya tonton setelahnya menceritakan tentang Truth and Honesty. Intinya mereka bilang "maybe its good to let the truth left unsaid".

*notes: yap! kayaknya saya udah kebanyakan nonton serial TV nih, udah harus mulai nyebarin CV lagi atau enggak mencari kesibukan sebelum serial-serial ini jadi kehidupan saya. huff.


Kamis, 07 Maret 2013

Just Stop

"How to you know when to stop?"

itulah kata-kata yang jadi personal message dari salah satu teman (mantan) kantor saya.
(yap, saya sudah keluar pekerjaan lama saya)

Gimana sih caranya kita tahu waktu untuk berhenti?
in my personal opinion, only God know precisely (booo, Gita, booo, what a ugly opinion)
I know it seems silly opinion, not because i don't believe in God, i'm just kind of person not easily "blame" something (like God) to anything (like know when to stop), but in this case i really mean it.

Biar saya jelaskan dengan contoh apa yang baru aja saya alami,
Dimulai dari pekerjaan pertama saya, my first professional job as a journalist,

Saya akui saya senang bukan kepalang waktu tahu saya diterima dipekerjaan lama saya.
Bayangin aja saya bisa diterima di majalah yang cukup terkenal, berkantor di tempat pusat Jakarta, mendapatkan gaji yang cukup lumayan untuk fresh graduate lulusan komunikasi, intinya saya suka dengan apa yang saya dapatkan.

Sampai akhirnya saya mengetahui job desk saya.
Menyenangkan, saya bahkan sangat menyukainya.
Tapi here we goes, saat ekspektasi user enggak bertemu dengan apa yang saya hasilkan.

Mereka menargetkan 4 tulisan sehari dengan ekspektasi saya bisa menulis lebih dari yang ditargetkan.
Mereka mengharapkan tulisan sempurna tanpa kesalahan, sebagai fresh graduate yang (kurang dari) enam bulan bekerja saya cukup sering melakukan kesalahan.
Entahlah, menurut mereka saya enggak memenuhi ekspektasi mereka setelah enam bulan bekerja dan mereka punya hal untuk memutuskan kontrak saya.


(teman-teman kantor saya sempat enggak percaya: "they fired you because you don't do what they expected? what? i even rarely reach the target", "they fired you because of typo? i still do typo and i am two months earlier that you", "they think you not competitive? neither do we", "seriously Gita? Are you just made this up so you can runaway from your job?" Sadly no. Even when i realize when my job is just little bit.... too much... like 14 tweets a day *not include the adv*, 4 article a day *not include adv, or event*, 5 idea a weak *which is i always give more that 6 idea plus i have to give 2 idea for prints too*, yeah it just... pffttt.... little bit... to much... not big deal...)


Di satu sisi saya sedih,
karena harus meninggalkan: "Halo saya Gita, saya reporter majalah X" dan reaksi orang "ooooo" dengan nada yang membuat kita bangga mendengarnya.
karena harus mengikhlaskan 3 juta sekian per bulan.
karena harus kehilangan teman-teman yang sudah seperti sahabat saya sendiri.
karena harus menerima kalau saya bukan orang yang mereka cari.

Di sisi lain saya senang, senang karena saya diberi waktu untuk merasakan "nganggur". Karena sepanjang sejarah kuliah menuju pekerjaan ini, jujur saya sama sekali enggak ada waktu untuk "nganggur".

saya senang saya dikasih kesempatan untuk belajar langsung secara professional bagaimana jadi penulis yang teliti, pencari ide tulisan feature yang kreatif, social media admin yang interaktif, menjadi orang yang peka terhadap persaingan media, walaupun saya belum sempurna menjadi semua yang mereka harapkan saya senang bisa mendapatkan kesempatan secara langsung.

Kalau diingat-ingat lucu juga sih,
lucu karena kalau diingat-ingat saya enggak pernah naro lamaran saat saya mendapat panggilan pekerjaan ini.

Saya waktu itu lagi di depan laptop ini, ngetik revisi akhir skripsi saya, lagi mengira-ngira nama siapa saja yang akan saya masukan ke dalam lembar "terima kasih" dan tiba-tiba handphone saya berbunyi.
Suara di sebrang menanyakan lamaran saya untuk majalah remaja yang ada di mejanya. Saya enggak ingat pernah ngirim lamaran ke mereka, tapi saya ingat kalau saya salah satu "mahasiswa beasiswa" yang mempunyai "kesempatan" bekerja di perusahaan pemberi beasiswa selama setahun. Well, mungkin emang ini salah satu realisasinya, jadi saya jawab "iya,iya, he eh, he eh". Lalu perempuan disebrang lalu membeberkan apa aja yang harus saya persiapkan.

Pada saat itu saya ingat saya sudah mempersiapkan liburan ke Bali bersama teman saya merayakan kelulusan saya. Tapi karena sebelum saya ke Bali saya sudah dapat kerjaan ini, akhirnya tiket 500ribu pulang pergi saya ke Bali terpaksa hangus sudah. and for the record itu merupakan ke dua kalinya saya menghanguskan tiket perjalanan liburan saya, what a pity.

Dan saya mendapatkan pekerjaan yang saya enggak pernah apply dan berakhir penuh sendu mengakhir pekerjaan saya tersebut.

Singkat cerita,
how to know when to stop?
enggak ada yang tahu.
Yang saya tahu ada yang lebih Maha untuk merencanakan tahu kapan waktu paling terbaik untuk memulai dan kapan untuk untuk selesai.
Mungkin si "Maha" ini merasa "Ok, Gita, you seems already got what you need, now, let me bring you to another journey, the journey to what we've been planned since long time ago"

Kata mama saya yang bijak, mungkin kalau saya masih dipekerjaan lama, mungkin saya lengah dengan apa yang sebenarnya saya cita-citakan dan enggak akan punya waktu untuk menggapainya.

Mungkin saya akan sibuk menjadi gimana caranya jadi Editor, Redaktur Pelaksana, PemRed, Best Employee, atau lebih buruknya lagi sampai-sampai yang saya inginkan hanya tetap bisa bekerja di kubikel saya dan merasa cukup dengan apa yang saya kerjakan dan miliki sampai-sampai saya tidak sadar umur saya sudah 40 tahun, single, belum punya rumah pribadi, mobil pribadi, atau lebih buruk lagi masih tinggal di rumah orang tua, dan tidak pernah sedikitpun terbesit untuk kuliah S2 ataupun pergi dan menjadi New Yorker (*New Yorker adalah sebutan bagi seseorang yang tinggal dan hidup di New York selama lebih dari 10 tahun- Carrie Bradshaw).

Yes, that's my dream! my goal! my destiny! and i know it's silly, you can laugh, i don't mind i even laugh right now. LOL.

You know what, after 3 days of denying, it's painful to say goodbye to the person, the place, the job you actually start to love, but after 3 days being literary procrastinator and lazy ass girl, i finally accept it. And for the record, I even not say goodbye to all my job mate because i don't have a gut to say it. But i realize, say it or not, i already not part of them.

So, how to know when to stop? you don't know. But when you know it has to stop, you have to believe its a good time to stop.