Senin, 12 Juli 2010

Dibuang Sayang

Sebelumnya saya mau mengucapkan untuk David Villa dan teamnya, yang baru saja mencata sejarah baru sebagai juara dunia 2010. Viva La Espanola (gak tau bener apa salah! Bodo amat lah! Ahaha)

Dan pertama-tama saya mau mwngucapkan terimakasih kepada semua teman, sodara, bapak, ibu, tante, om, datuk, semua untuk ucapan dan doa ulang tahunnya. Semoga usia ini lebih mudah untuk dijalani! Amin

Nah, post ini saya beri judul dibuang sayang karena saya ingin menampilkan tulisan2 saya selama magang di KOMPAS.com tapi gagal di publish. Mau disimpen terus menuh2in notepad saya, mau dibuang sayang. Yaudahlah, lagian blog ini juga terlanjur isinya ampas kehidupan saya yang absurd, sekalian aja sampah tulisan saya masuk sini. Semoga gak cacat otak ya bacanya:

1.Pendaftaran Tahun ini Lebih Kacau

Jakarta,KOMPAS.com- Pendaftaran PPDB tahun 2010 dinilai lebih kacau dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini lah yang paling banyak dikeluhkan oleh orang tua yang sudah untuk ke dua kalinya mendaftarkan anaknya ke SMA/SMK negeri di Jakarta.

"Sebenarnya tahun lalu juga pendaftarannya online kayak gini, cuman enggak ada masalah (overload data) yang merepotkan kayak gini," tutur Supardi di SMA 78, Selasa (6/7/2010)

Hal yang sama juga dituturkan oleh Ida, calon orang tua siswa dari Aisyah Safrina asal SMP Al-Azhar Kemandoran, yang mengaku bahwa tahun lalu jauh lebih gampang dan tidak membuat deg-degan seperti ini. "Kalo soal pengisian formulir, tahun ini lebih mudah karena bisa langsung ditulis tangan. Tidak seperti tahun lalu harus menghitamkan dengan pensil 2B. Tapi kalo soal ketertiban, tahun lalu lebih tertib, tidak ada orang-orang berjubel kayak 2-3 Juli kemarin. Setiap orang yang memberikan formulir, gak lama langsung diberikan lembaran registrasinya. Dan dulu, juga gak ada masalah overload atau error system kayak kemarin," tutur Ida.

Tidak hanya masalah server yang dipermasalahkan oleh para orang tua ini, tapi masalah ketertiban juga jadi hal yang dirisaukan oleh mereka. "Bayangin aja, waktu kemarin ya, tanggal 2 Juli, itu orang sampe berjubel didepan meja registrasi. Kalo tahun kemarin enggak ada, gak pake antri bahkan" tambah Ida.

2.Pendaftaran Ulang Merisaukan Hati Orang Tua.

Beberapa orang tua calon siswa SMA dan SMK negeri di Jakarta merasa risau anaknya tidak masuk ke SMA Negeri pilihannya.

Heri, salah satu calon orang tua siswa di SMA 78, Jakarta Barat, menyatakan sebelum pendaftaran ulang, posisi anaknya sudah berada di urutan 34 dari total siswa yang diterima 127 di SMA 78.

Akan tetapi dengan adanya pendaftaran ulang ini, dia mengaku khawatir posisi anaknya akan tereliminasi dari SMA 78. "Saya khawatir kalau didaftar ulang anak-anak yang awalnya tidak daftar ke 78, berubah menjadi daftar ke 78. Nah, kalau anak-anak itu NEMnya diatas NEM anak saya, anak saya bisa tergeser," ujar Heri sambil menunggu nama anaknya muncul dilayar penerimaan siswa di SMA 78, Selasa (6/7/2010)

Kekhawatiran serupa juga dirasakan oleh Rini, ibu dari Nidya Damanta asal SMP 111, yang mendaftarkan anaknya ke SMA 65 Jakarta Barat. Pasalnya nilai NEM anaknya hanya rata-rata 7,8 tidak terlalu besar untuk bisa masuk SMA Negeri Favorit, namun nama anaknya sudah diterima di SMA 65. Dengan adanya pendaftaran ulang ini, jelas membuat hatinya kembali risau. Takut-takut anaknya tidak masuk ke SMA 65.

"Saya takutnya kalau didaftarkan ulang nama anak saya malah jadi gak masuk ke SMA 65," ujar Rini.

Kekhawatirannya juga disebabkan karena NEM anaknya tidak cukup besar. "Kalau NEMnya lebih besar mungkin saya tidak begitu khawatir, saya takut anak saya masuk ke SMA yang (kualitasnya) lebih buruk dari pada SMA 65," ucapnya.


3.Pendaftaran Ulang, Pekerjaan Terbengkalai

Jakarta, KOMPAS.com- Diulangnya pendaftaran SMA/SMK merepotkan orang tua calon siswa. Tidak sedikit dari mereka mengambil cuti hanya untuk mengurus pendaftaran yang sempat mengalami kerusakan sistem.

Supardi contohnya, seorang pegawai swasta yang terpaksa mengambil cuti hari ini khusus untuk mengurus pendaftaran ulang putrinya. "Kalau yang kemarin kan pedaftarannya enak, ada hari sabtu sama minggu. Jadi saya gak perlu mengambil cuti. Tapi, kalau sekarang saya jadi harus mengambil cuti. Karena pilihan hari pendaftaran ulangnya di hari kerja, senin, selasa, atau gak rabu," papar Supardi saat menunggu lembaran registrasi di SMA 78, Selasa (6/7/2010).

Hal yang sama juga dirasakan oleh ibu Susi, seorang guru TK di TK Tomang Sari, yang mengeluhkan dengan pendaftaran ulang membuat dia tidak bisa fokus dengan pekerjaannya. "Yah, lumayan menyita waktu saya, harusnya saya kan sudah konsen dengan penerimaan siswa baru. Tapi kan saya harus lebih memikirkan nasib anak saya dulu," ujar ibu dari Melati Fadla dari SMP 111.

Tidak hanya pekerja kantoran saja yang meninggalkan pekerjaannya. Linda, seorang pedagang di Tanah Abang juga harus meninggalkan tokonya untuk mengurus pendaftaran ulang anaknya di SMA 78. "Ya, abis mau gimana lagi! Kalau toko sih sekarang saya tinggalin sama pegawai ajalah disana," tuturnya.

*kata redaktur saya yang tidak soMBONG, berita ini SO WHAT banget!
4.Penetrasi RAPTIM dengan JIWASRAYA

JAKARTA,KOMPAS.com- asuransi jiwasraya bersama Raptim Indonesia Tours & Travel meluncurkan sebuah produk Asuransi Perjalanan Wisata. Produk ini merupakan produk asuransi perjalanan wisata dan rohani pertama yang ada di Indonesia.

menurut Direktur Operasional Raptim Tours & Travel Purnama Siborutorop, gagasan untuk membuat suatu produk jasa perjalanan wisata dan rohani dengan cara mengangsur sudah lama terpikirkan namun realisasinya baru bisa dijalankan sekarang karena pencarian perusahaan asuransi yang tepat untuk menangani perjalanan wisata dan rohani. "Sebenarnya sudah ada agen yang mengurus perjalanan wisata dan rohani dengan cara berangsur, namun biasanya tidak diatur dengan benar sehingga lama kelamaan perusahaan itu mati karena mereka bekerja sama dengan bank-bank atau perusahaan yang tidak marketting kurang, nah karena itu kami bekerjasama dengan asuransi jiwasraya karena markettingnya jelas," ujar Purnama saat sedang makan siang di Hotel Arya Duta, Rabu(7/7/2010).

Pemilihan Jiwasraya sebagai partner kerja asuransi adalah karena prestasi Jiwasraya yang selama ini pernah dnilai cukup baik dalam menangani asuransi perjalanan. "Kami juga memilih jiwasraya juga karena kami tahu jiwasraya ahli dibidang ini, kan jiwasraya pernah menangani asuransi haji Indonesia juga," ujar Purnama.

Tanggapan juga disampaikan oleh pihak Jiwasraya oleh Firman Trilaksono selaku kepala bagian penjualan Jiwasraya.

Mereka memaparkan bahwasannya hal yang melatarbelakangi mereka untuk mengadakat kerjasama adalah untuk memperluas pangsa pasar yang selama ini mereka miliki. "Kita bekerjasama dengan Ratpim untuk memperluas pangsa pasar yang selama ini kami tangani, jadi dengan adanya produk ini kami, Jiwasraya tidak hanya menangani asuransi jiwa saja, tapi juga asuransi perjalanan wisata," ujar Firman.

Tidak hanya itu alasan lain yang mendorong jiwasraya untuk menangani perjalanan wisata dan rohani untuk mengubah image kebanyakan orang mengenai asuransi. "Kami juga ingin mengubah image orang tentang asuransi, yang selama ini menyeramkan karena selalu berhubungan dengan kematian, nah pada kesempatan kali ini kami menjamin perjalanan wisata yang aman," tambah Firman.

Mereka cukup yakin bisa menangani hal ini karena memiliki pengalaman dalam melayani perjalan ONH. "Haji saja bisa, kenapa perjalanan rohani umat kristiani dan katolik."

*tulisan ini gak diturunin karena gak penting! Gak hard news!
5.Sistem Pembayaran Angsuran Wisata & perjalanan rohani

JAKARTA,KOMPAS.com- Jiwasraya bekerjasama dengan RAPTIM Indonesia Tours & Travel meluncurkan sebuah produk perjalanan wisata rohani. Asuransi ini dibuat untuk menjamin perjalanan wisata dengan cara mengangsur.

Direktur Pemasaran Jiwasraya De Jong Adrian, menjelaskan tentang bagaimana perjalanan sebuah perjalanan rohani bisa diangsur sesuai kemampuan konsumen. "Dengan cara mengangsur biaya perjalanan per bulan atau pertahun, sesuai alternatif biaya yang dipilih," ucap De Jong Adrian di Hotel Arya Duta saat peluncuran produk asuransi wisata Jiwasraya dengan Raptim, Rabu(7/7/2010).

Biaya pengangsuran yang disediakan dimaksudkan untuk mempermudah bagi konsumen agar bisa melansungkan perjalanan wisata dan rohaninya, disesuaikan dengan kondisi keuangan yang dimiliki.

Angsuran biaya ini juga menjamin jika pengangsur meninggal dunia sebelum lunas biaya angsurannya, maka angsuran dianggap lunas dan ahli warisnya bisa diberangkatkan. "Jika pengangsur meninggal dunia sebelum sempat berangkat, maka angsuran yang sudah dibayarkan pengangsur dianggap lunas dan langsung jatuh ke ahli waris si pengangsur," ujar De Jong Adrian.

Saat ditanya soal apakah paket pembayaran perjalanan bisa ditarik kembali? Direktur Operasional RATPIM Purnama Siborutorop menjelaskan bahwa tidak bisa melakukan penarikan uang yang sudah diangsurkan, "kami tidak melayani pengembalian dana angsuran perjalanan berupa uang, mungkin kami bisa mengalihkan ke paket kami yang lain," ujar Purnama.

*berita ini gak diturunin karena menurut redaktur saya yang tidak soMBONK tulisan ini KURANG DETAIL, tulisannya kurang bertutur, dsb!

6. Kegiatan Anak WVI di gedung Wakil kementerian

JAKARTA,KOMPAS.com- World Vision Indonesia (WVI) bersama dengan 200 peserta Forum Pemimpin Muda Nasional (FPMN) mengadakan kunjungan ke kantor wakil menteri pendidikan nasional untuk menyuarakan aspirasi mereka mengenai isu-isu pendidikan yang ada di dearah mereka.

Peserta yang ikut serta berusia sekitar 12 hingga 17 tahun. "Mereka berasal dari 10 provinsi di Indonesia, yaitu Aceh, Nias, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, DKI Jakarta, Jawa Timur, NTT, Sulawesi Tengah, Maluku Utara dan Papua," Ujar Ikene selaku Media Relation Officer WVI di kantor wakil kementrian pendidikan, Kamis (8/7/2010)

"Anak-anak Peserta FPMN ini dipilih oleh sesama anak karena mereka aktif menyuarakan aspirasi dan hak-hak anak dilingkungan mereka seperti disekolah dan di kampung mereka, lalu mereka mengikuti proses seleksi intensif," ujar Pitoyo Susanto selaku ketua panitia acara FPMN.

Kunjungan ini merupakan rangkaian acara FPMN yang diantaranya terdiri dari pelatihan fotografi, diskusi isu anak di wilayah masing-masing, workshop seputar pergaulan dan teknologi, dan masih banyak lagi lainnya.

Pada rangkaian diskusi tiap anak-anak akan dikelompokan untuk mendefinisikan dan mencarikan solusi untuk masalah yang mereka hadapi. "Disaat diskusi mereka sama-sama mendefinisikan masalah apa yang mereka hadapi di daerah mereka, lalu mencari tahu solusi apa yang terbaik untuk masalah masalah tersebut. Nah, hasil dari kedua hal itu yang akan mereka presentasikan," ujar Hellen.

Isu yang nantinya mereka presentasikan adalah isu yang mereka pilih sendiri untuk nantinya dipresntasikan ke hadapan menteri."misalnya, seorang anak memiliki pandangan terhadap isu pendidikan, maka mereka bisa memilih diskusi tentang pendidikan dan ikut ke kantor kementerian pendidikan untuk berdiskusi dengan bapak menteri," tambah Hellen

Ada berbagai kantor kementerian yang akan dikunjungi anak-anak ini, diantaranya ada kementerian sosial, kementrian kesejahteraan, kementerian kesehatan, komite perlindungan anak indonesia dan kementerian pendidikan nasional.

Dan agenda pada kunjungan ke kantor wakil kementerian pendidikan nasional adalah untuk mempresentasikan hasil diskusi tentang masalah pendidikan yang ada di wilayah mereka.

Kegiatan semacam ini sudah dilakukan oleh WVI sujak tahun 2000 dan menjadi kegiatan 2 tahunan organisasi mereka. "Forum ini diharapkan agar para pejabat dan masyarakat luas lebih memahami masalah yang dihadapi oleh anak-anak ditiap daerah," ujar Ikene.

*berita ini gak diturunin karena menurut redaktur saya yang tidank soMBONK, tulisan ini kurang (enggak) penting!
7.Adenium mengalami penurunan penjualan

JAKARTA,KOMPAS.com- Tanaman jenis Adenium mengalami penurunan penjualan di Pameran Flora dan Fauna yang diselenggarakan di Lapangan Banteng.

Demikian hal ini disampaikan oleh para penjual adenium di pameran yang sudah mengikuti acara ini dari tahun sebelumnya.

"5 tahun lalu kita seharian bisa jual 20-30 juta perhari, tapi sekarang sudah seminggu disini kita baru jual sekitar 7 juta rupiah," ujar Ifan salah satu penjual Adenium di pameran flora fauna Lapangan Banteng, Jumat (9/7/2010)

Inyong yang juga menjual tanaman Adenium, mengeluhkan hal yang sama. Menurutnya penjualan Adenium mengalami penurunan. "Tahun lalu, gak nyampe seminggu, income bisa sampai 100 juta rupiah. Tapi sekarang udah seminggu lebih disini baru kejual 5 juta rupiah," keluh Inyong.

Hal serupa juga dirasakan Dian, penjual tanaman adenium hias. Menurutnya penyebab penurunan jumlah pembeli adenium pada tahun ini dikarenakan adenium tidak lagi sepopuler 5 tahun yang lalu. "Tahun 2005 Adenium sepopuler Anthorium, tapi sekarang orang sudah tidak terlalu menggandrunginya jadi penjualannya pun ikut menurun," ujar Dian.

8. Sepinya Pengunjung Pameran Flora dan Fauna Jakarta 2010.

JAKARTA,KOMPAS.com- Sepinya pengunjung Pameran Flora dan Fauna Jakarta 2010 disebabkan karena bentrok dengan acara Pekan Raya Jakarta (PRJ) 2010.

hal ini disampaikan oleh Tia salah satu penjual tanaman hias di Pameran Flora dan Fauna. "Kalau menurut saya tahun ini lebih sepi karena pembeli lebih tertarik ke PRJ," Ujar Tia di stand tanamannya di Lapangan Banteng, Jumat (9/7/2010).

Sepinya pembeli juga dirasakan oleh Tuti penjual Aglonema. Namun, menurutnya sepinya pembeli disebabkan karena minat terhadap tanaman tidak sebaik tahun sebelumnya. "Kalau tahun-tahun sebelumnya kita punya Anthorium, germani, atau gelombang cinta sebagai tanaman favorit semua orang, tahun ini tidak ada tanaman favorit, semua punya penggemarnya sendiri" ujar Tuti.

Penurunan pembeli tanaman hias ini jelas berdampak pada penurunan omzet mereka. "Tahun lalu saya bisa mengumpulkan 70 juta rupiah dalam satu minggu, tahun ini Tuti baru 23 juta rupiah," ujarnya.

*sebenarnya berita 7 dan 8 diturunin, cuman digabung jadi 1 berita dan saya lupa nanya judulnya apa. Hoho

Minggu, 04 Juli 2010

(semacam) nguping jekarte

#1 Hamil tanpa nikah is soooooooo today!
2 orang karyawan sedang didalam lift. Satu ibu muda yang tengah hamil tua (I), satunya lagi seorang pria muda(P).
P: wih, malem amat pulangnya I, kalo dah malem gini baliknya naik apa?
I: kalo gak naik angkot sekian (nyebutin no angkutannya) atau gak dijemput suami.
P: HAAH (seakan terkejut) LO UDAH NIKAH?
I: Lah lo gak liat apa gw udah bunting kayak gini.
*didengar olah seorang anak magang yg pengen cepet-cepet keluar dari lift tersebut.

Jumat, 02 Juli 2010

early in the morning! *f

Sekarang pukul 7.09 dan saya sudah ada di kantor. Heuuu, entah apa yang merasukin saya untuk datang sepagi ini, yang pasti kebetulan yang aneh ini (bisa bangun pagi dan berangkat pagi adalah suatu kebetulan menurut saya) membuat saya harus mati gaya di lobi kompas.com ini. Heuu, mata masih ngantuk, pengen tiduran tapi mana enak diliat tidur di sofa lobi, ehh tapi kan emang belum ada orang di inih kantor. Palingan ob doank yang udah dateng! *shitto, saya menyamakan diri saya sendiri dengan ob! Liat aja resepsionistnya (nge blog dari bb gak bisa masukin gambar ya? Udah gw foto tapi kagak bbisa masukinnya, (⌣́_⌣̀)) masih kosong melompong, adanya tumpukan koran dari berbagai mmedia (lagi-lagi saya gak bisa ngasih liat karena gak bisa masukin foto*salah teknologi ababil ini!) Yaaahhh, kalo saya boleh ngasih laporan pandangan mata saya, kira populasi manusia yang sudah ada di kompas.com ada sekitar 3 1/2 yang terdiri dari. 2 ob yang sudah bersemangat mengepel lantai-lantai kantor, dan 1 karyawan yang barusan barengan saya kesininya, dan setengahnya adalah saya, jiwa saya belum benar-benar terkumpul untuk sampai kesini. Nyawa belum kekumpul, mata betar, kaki masih pegel, dan sekarang lagi bosen setengah mampus! Huaaahhh hebat banget deh saya! Televisi lobi aja belum nyala, dahsyat aja belum mulai siaran, dan saya dengan sangat geniusnya udah nyampe di kantor! Huaoaoaoao

Dari diam, duduk, tiduran, bosan, ngantuk, melek, tiduran, bbangun, bosan, bosan, BOSAN
Indikasi kebosanan dan kengantukan saya bisa dilihat dari tulisan ini, lihat, simak, renungkan, bayangkan! Samapah banget kan? Semacam spam yang menghantui menu utama di blog kalian, kan tulisan ini? Tapi apa boleh dibuat saya lagi bosan, sangking bosannya saya bisa banget bikin karya tulis sesampah ini dan SEPANJANG INI! *f

Yaudahlah, sekarang sudah pukul 7.28 dan saya masih bingung kok bisa-bisanya saya datng sepagi ini, kok bisa-bisanya saya terdorong untuk ikut kereta sepagi (dan semahal) ini, kok bisa-bisanya saya nulis blog sepanjang ini? Shitto. Akhir kata saya ucapkan wabiltaufiqwalhidayah, wasalamualaikum warahmatullohi wabarokaaaaatuu. Semoga jumat pagi kalian lebih baik dari saya, tetap sehat, tetap semangat biar kita bisa tetep jalan2 lagi dan makan2 lagi, pokok e, maknyusss (lho? Kok jadi bondan?). Yaudah deh, saya gak mau membuang waktu kalian yang sangat berharga untuk membaca tulisan bodoh ini lagi, saya sudahi bsaja.

Kamis, 01 Juli 2010

first expansion,first experience

Ahhhh, akhirnya selesai juga kegiatan hari ini. Dengan 5% oksigen dan 95%bau ketek basah karayawan, saya pulang berdesak-desakan di kereta api palmerah-serpong. Saya pulang sekitar jam 6 petang, nyampe rumah jam 7 malam. heuu, benar-benar hari yang melelahkan. Hari ini adalah hari pertama saya bekerja di kompas.com menjadi reporter. Senang, lelah, letih, dan random yang saya rasa rasakan. Kenapa random? karena, berbagai macam kejadian yang diluar kebiasaan saya terjadi. berikut beberapa kejadian tersebut

1. Saya dan Pemenang

Pagi itu saya sudah distasiun kereta api pukul 7.10, kereta datang pukul 7.26 dan sampai di palmerah pukul 8.00. Tidak ada yang saya rasakan kecuali buncahan dan guncangan perasaan yang hebat tentang pengalaman pertama magang dan jadi reporter pula. Repoter beneran! bukan repoter tugas kuliah! senangnyooo! Tidak mau berbasa-basi di blog saya yang kacrut ini, intinya 7 anak magang yang menjadi reporter dipisah-pisah tugas liputannya untuk ditandemkan dengan wartawan kompas dot com beneran. saya kedapatan nama mas Hindra yang pukul 13.00 meliput ke PBNU. Harga mati buat saya untuk ke PBNU, apapun caranya, bagaimana keadaannya (canggih lo mas). Ya, bagi kalian yang lagi-lagi mengenal saya, harus benar-benar joget sangking kagetnya, karena saya diutuskan ke PBNU yang letaknya di kramat raya SENDIRIAN. barulah disana saya dipertemukan dengan rekan tandeman saya, Hidra.

Maka jalanlah saya dengan berbekal pengetahuan, "kamu ke slipi, naik bus 213 turun di rscm naik angkot m05 turun di pbnu", dari mas mbong yang tidak sombong. Maka, berangkat lah saya, yang dengan sangat magicnya, saya tahu harus aik apa ke slipinya dan sampai dengan selamat sampai di bus yang bukan 213 tapi menuju RSCM (hehehe, lebih mahal sih, tapi lebih aman, nyaman, damai, sentosa). Nah disinilah ke randoman pertama terjadi. *jeng jeng*

Saya memilih duduk dibangku paling depan, dengan melafalkan dzikir di hati (karena jujur saya takut banget, berdasarkan pengetahuan yang saya dapatkan dari televisi dan ibunda yang parnoan, perjalanan sendirian saya kali itu memiliki presentasi kepastian keselamatan tidak sampai 50%), tiba-tiba duduklah seorang pria dibangku sebelah saya. Tidak banyak yang terjadi saat itu, kecuali tiba-tiba dia bertanya, "duhh, tadi kenapa tuh mobil". saya yang lagi sibuk dengan dzikir saya untuk menenangkan perasaan parno saya, cuman bisa bengong. Karena sebenarnya bus yang saya tumpangi tadi memang hampir menabrak mobil INNOVA (mindy pasti sebel ama mobil ini, haaha) HITAM didaerah sudirman, depan apartemen masa depan gw, april , dan mindy, Da Vinci. Setelah tu cowo bertanya dan hanya saya respon dengan bengong doank, akhirnya dia mengalihkan pembicaraan,
"mau kemana mba?pulang kerja apa mau kerja".
Oh my God, dia tahu dari mana kalo gw kerja, apakah gw segitu formalnya dalam berpakaian, kayaknya biasa aja deh! ujar gw dalam hati
"ehmmm, sebenarnya sekarang saya lagi kerja nih mas" jawab saya
"ohh, kerja dimana?"
"di kompas, kalo mas?" karena saya gak mau terkesan diinterogasi maka saya tanya balik doski.
"ohh, saya abis interview pekerjaan di (suatu tempat yang sulit saya ingat namanya)"
"ohh" padahal dalem hati gak ohh banget gw! orang gak tau itu tempat dimana
"mau kemana?" ujar tuh orang lagi"
"mau ke rscm"
"ohh, kenapa? ada yang sakit?"
"ahh, enggak, saya mau ngelanjut ke pbnu"
"ohh" tiba-tiba raut muka si orang ini jadi berubah "lo orang nu?"
"hah? bukaann, saya mau ngeliput kesana?"
"ohh, lo wartawan?"
"iyaa,, ehh enggak sih, belum masih magang, ini juga mau nyamperin wartawan kompas dot com doank kok"
lalu, saya dan si cowok yang mukanya rada china tapi gak kayak china ini pun berlanjut dengan agak seru, kita pun berkenalan. Dia orang batak, nama dia Winner (ya winner!) dan kita..ehmmm, bertukaran no handphone (ya saya bodoh, saya idiot, saya tahu itu!).
MEEEENNNN, dari 7 juta penduduk jakarta yang mungkin lebih dari 80% pengguna bis kota, berapa banyak dari mereka yang bertukaran nomor handphone dengan orang yang baru kenal pertama kali di bus? hah? berapa presentasi nya? dan mengapa dari kemungkinan yang teramat sangat kecil seperti itu, kenapa saya bisa dengan sangat idiotnya memberikan nomor handphne saya ke dia? kenapa coba sodara2? huh.
1) mungkin karena memang saya adalah orang bodoh
2)mungkin memang itulah yang sudah tertakdir diatas sana, saya harus memiliki seorang teman yang kenal dari bus.

2.Saya dan Politik berkedok Agama

Dari perjalanan panjang saya yang super taught dan super idiot, akhirnya saya sampai juga di kamtor PBNU daerah kramat raya (what the hell, bukan daerah saya banget deh ini!). waktu menunjukkan pukul 12.30. saya sms mas Hidra untuk mengabarkan kalo saya sudah sampai di tkp (alah bahasa gw), dan balasannya mas Hidra cuman "okay, see you there", yaaa, karena saya ngerasanya saya harus nungguin mas Hindra, jadi yaa saya kongkow kongkow dulu di PBNU (what? *ngek ngok banget). saya memutuskan makan dulu, shalat dulu, nge charge hape dulu, sampe pukul 13.06 mas Hidra tak kunjung datang. Lalu tiba-tiba hape saya bergetar, ada telfon masuk dan nama yang tertera dilayar adalah kontaknya mas Hindra, saya angkat donks
"halo gita?"
"iya mas"
"git, gak jadi ke PBNU, saya disuruh mas mbong untuk ke TEMPO"
*jeng jeng shot banget deh gw*
"Lah, terus saya gimana?" stay cool padahal panik
"nahh, itu yang saya gak tahu, coba kamu tanyain nasib kamu ke mas mbong deh!"
"okay"
dengan santai dan gemulai saya gak nelfon mas mbong, tapi malah sms (heeehh, dasar wartawan kere pulsa).
mas saya gita, saya dapet kabar dari mas hindra, terus nasib saya gimana donk ini? saya sudah di pbnu?
sms saya dibalas (bukan air tuba....*jayus tingkat tinggi) dengan sebuah panggilan telfon, dari mas yang tidak sombong, mas mbong.
"git kamu sudah di pbnu?"
"sudah mas?"
"yasudah, kamu sekarang kesana, cari tempat perbicaraan dari NU terus kamu tulis laporannya yang lengkap, nama, jabatan, semuanya lengkap. kalo sudah selesai langsung kamu janjian sama Hindra, kamu kasih laporan kamu ke dia biar dia yang nulis beritanya"
*gw magap magap doank*
maka dengan sangat terpakasa gw balas perintah mas mbong dengan 1 kalimat sakti mandraguna "oke"
gw pun dengan sok stay cool padahal ketar ketir, langsung mulai bergerak, cabut chargeran bb, dan mulai move out dari musholla damai dan tentram ini. Di pintu depan seorang ibu dengan rabut putih tapi disasak bagus sekali (yaaa, gak srtinggi sasakannya istrinya ram punjabi atau istrinya hary tanoesoedibyo). dia juga kayaknya mau menghadiri perbincangan yang disebut-sebutkan mas Hindra dan mas mbong. Karena sebagai sesama innocent, jadi ya saya ikutin aja kemana pu beliau pergi.
Detik berganti menit menit bergantii jam, 1 jam 30 menit perbincangan terbuka untuk pers ini selesai. dengan perasaan masih sangat random saya pun move out dari pbnu guna menyusul mas hindra di TEMPO.
Disini saya mengambil beberapa moral value, yaituu.. entahlah saya juga bingung! hanya ada pengalaman dan pengayaan diri bagi saya.
Seselesainya nyamperin mas Hindra ke TEMPO saya naik bus ke slipi again, untuk brifing sebelum pulang sama mas mbong. Brifing selesai pukul 6 dan saya pun pulang, dengan badan pegel dan ngantuk luar biasa. (ngatuk tapi masih bisa nulis blog, dasar goblok!)

Hal yang saya pelajari dari hari ini adalah tentang KETAKUTAN, sebenarnya ketakutan itu hanyalah terjadi dalam bayangan kita, yang dihasilkan dari pencitraan dari orang-orang yang menurut kita significant others sehingga kita mempercayai dan meyakini ketakutan tersebut sebagai suatu kenyataan. Padahal sebenarnya KENYATAAN tidaklah pernah memperlihatkan KETAKUTAN yang pernah tercitra dibenak dan pikiran saya!